Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden terpilih AS, Donald Trump (kiri), dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (kanan). (President Of Ukraine from Україна, CC0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yakin bahwa Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bersedia dan mampu mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Zelenskyy juga mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang akan memberikan perdamaian kepada negaranya sebagai hadiah. 

Kiev mewaspadai kritik Trump terhadap bantuan ke Ukraina dan janjinya selama kampanye untuk mengakhiri perang dengan cepat. Zelenskyy juga telah menyatakan optimismenya untuk terus mendukung Washington.

"Saya yakin presiden AS yang baru (Trump) menginginkan dan akan mampu membawa perdamaian dan mengakhiri agresi Putin," kata Zelenskyy.

"Ini adalah agresi skala penuh oleh negara gila terhadap negara yang beradab. Dan saya percaya itu, bersama-sama dengan AS, kami mempunyai kekuatan untuk memaksa Rusia mencapai perdamaian yang adil," sambungnya, dikutip dari Reuters. 

1. Seranngkaian kekhawatiran kembalinya Trump ke Gedung Putih

Presiden terpilih AS, Donald Trump. (Shaleah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)

Pemerintahan Joe Biden sejauh ini menjadi pemberi dukungan militer terbanyak ke Ukraina di antara negara-negara Barat. Pada Senin lalu, dia mengumumkan bantuan militer dan anggaran senilai hampir 6 miliar dolar AS (setara Rp97 triliun) ke Kiev untuk mendukung negara tersebut sebelum Trump menjabat pada Januari.

Partai Republik telah berjanji mengakhiri konflik Rusia-Ukraina dalam waktu 24 jam setelah berkuasa. Itu menimbulkan kekhawatiran Kiev bahwa mereka akan terpaksa menyerahkan seluruh wilayah yang saat ini dikuasai Kremlin dengan imbalan perdamaian, serta adanya kemungkinan berkurangnya dukungan militer dan politik AS. 

Dalam beberapa bulan terakhir, Zelenskyy mengatakan bahwa setiap penyelesaian konflik didasarkan pada penerimaan jaminan keamanan dari negara-negara Barat dan Kiev mendapatkan undangan untuk bergabung dengan NATO, gagasan yang ditolak mentah-mentah oleh Rusia.

2. Ukraina kehilangan tujuh kali lebih banyak wilayah pada 2024

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di