Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi demonstrasi (unsplash.com/Rafli Firmansyah)

Dalam era yang penuh dengan dinamika perubahan sosial dan politik, pertanyaan mengenai kesehatan demokrasi telah menjadi semakin relevan. Demokrasi, sebagai bentuk pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat, sering kali dianggap sebagai tonggak kebebasan dan keadilan. Namun, di balik retorika yang memuji, terdapat tanda-tanda mengkhawatirkan yang bisa menunjukkan matinya demokrasi.

Inilah saatnya kita harus menelisik lebih dalam, memahami ciri-ciri yang menunjukkan matinya demokrasi. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang lima ciri yang mengindikasikan kemungkinan penurunan kualitas demokrasi yang rasanya sudah tak terelakkan lagi hari demi hari. Yuk, simak apa saja yang jadi ciri-cirinya!

1. Penindasan terhadap kebebasan bersuara

ilustrasi kebebasan bersuara (unsplash.com/Achmad Afandy)

Penindasan terhadap kebebasan bersuara adalah salah satu ciri yang paling jelas dari matinya demokrasi. Ketika suatu negara mulai membatasi kebebasan pers, menciptakan hambatan bagi jurnalis independen, atau bahkan menghukum mereka yang menyuarakan kritik terhadap pemerintah, ini bukan hanya menekan kebebasan individu, tetapi juga menekan inti dari demokrasi itu sendiri.

Misalnya dalam beberapa kasus, pemerintah dapat menggunakan undang-undang yang berisi pasal karet atau tindakan represif untuk membatasi akses ke media sosial atau untuk memblokir situs web yang dianggap kritis terhadap rezim. Ini bisa mengarah pada masyarakat yang lebih terisolasi dan kurang informasi, yang pada gilirannya melemahkan kemampuan masyarakat untuk mengkritik atau mengawasi pemerintah dengan efektif.

Selain itu, penahanan atau penindasan terhadap aktivis hak asasi manusia, jurnalis, atau anggota oposisi politik adalah tanda lain dari matinya demokrasi. Ketika individu-individu yang berani menyuarakan pandangan alternatif atau memperjuangkan perubahan ditangkap atau dianiaya, ini menciptakan lingkungan di mana kebenaran dapat disaring dan kebenaran alternatif atau opini yang berbeda tidak dapat didengar atau dipertimbangkan secara adil.

Dalam situasi seperti itu, suara-suara yang berani dan kritis menjadi langk. Masyarakat dapat merasa takut untuk berbicara atau bertindak, yang pada akhirnya mengancam keberlangsungan demokrasi itu sendiri.

2. Kekuasaan eksesif yang tidak terkendali

Editorial Team

Tonton lebih seru di