Jakarta, IDN Times – Pertemuan di Oval Office, kantor Presiden Amerika Serikat, berlangsung 20 menit. “Suasananya hangat dan penuh persahabatan,” kata Duta Besar Republik Indonesia di AS, Muhammad Lutfi.
Di media massa Indonesia beredar foto pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Presiden Donald J. Trump, Selasa
(17/11/2020). Luhut didampingi Dubes Lutfi, Trump didampingi putrinya, Ivanka Trump dan menantunya Jared Kushner, keduanya adalah penasihat Trump. Hadir juga Adam Seth Boehler, CEO Perusahaan Keuangan Pembangunan Internasional AS (IDFC).
Begitu bertemu Luhut, Trump langsung menyapa dan berkomentar, “Saya menang. Menang gede.”
Dia merujuk ke hasil pemilu AS yang berlangsung 3 November 2020. Faktanya, Trump kalah gede, baik di suara populer dan suara elektoral. Joe Biden, kandidat dari Partai Demokrat, sudah dinyatakan menang pemilu dan disebut sebagai presiden terpilih. Sejumlah pemimpin dunia termasuk Tiongkok, Israel dan Indonesia sudah mengucapkan selamat kepada Biden dan pasangannya, wakil presiden terpilih Kamala Harris.
Dubes Lutfi saat saya wawancarai, Sabtu (21/11/2020), menggambarkan kehangatan suasana pertemuan yang tidak diumumkan dalam jadwal resmi Presiden Trump itu. Laman CNN misalnya, mempertanyakan kok sempat-sempatnya Trump menerima pejabat tinggi dari Indonesia, padahal sejak Joe Biden dideklarasikan sebagai presiden terpilih, Trump tidak melakukan pertemuan publik, dan mengurung dirinya di Gedung Putih bersama tim penasihat hukumnya untuk menyoal penghitungan suara di sejumlah tempat yang membuatnya gagal melaju ke periode kedua.
Boehler yang sempat dua kali bertemu Menko Luhut saat berkunjung ke Indonesia, adalah teman kuliah Jared Kushner. Dia dinominasikan oleh Presiden AS menjadi bos IDFC pada 100 Juli 2020. Lembaga pemerintah ini dibentuk lewat Undang-Undang Pemanfaatan yang Lebih Baik dari Investasi Menuju Pembangunan Berkelanjutan (BUILD).
Lembaga ini menggabungkan Overseas Private Investment Corporation (OPIC) dengan Development Credit Authority (DCA) dari United States Agency for International Development (USAID). Sebelum bergabung dengan pemerintah Trump, Boehler memimpin sejumlah perusahaan swasta di bidang investasi dan layanan kesehatan.
Saat berkunjung ke Indonesia, Boehler juga bertemu Presiden Jokowi dan membahas soal Sovereign Wealth Fund, Badan Dana Abadi Indonesia atau (LPI). Jadi, tidak heran jika informasi penting yang muncul ke permukaan dari pertemuan Luhut dengan Trump adalah upaya Indonesia menggaet dana untuk Indonesia Sovereign Wealth Fund, atau Badan
Dana Abadi yang dibentuk sebagai bagian dari implementasi Undang-Undang Cipta Kerja alias Omnibus Law yang kontroversial itu.
Pemerintah Indonesia menargetkan menarik investasi senilai 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp216 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lewat pola ini.
Mengapa Pemerintah RI mengutus pejabat senior untuk bertemu dengan Trump, yang sebenarnya sudah diumumkan kalah pemilihan presiden AS? Mengapa tidak menunggu pertemuan dengan Presiden terpilih Joe Biden setelah pelantikan 20 Januari 2021?
Secara resmi, pihak Luhut menjawab bahwa tujuan pertemuan itu adalah menyampaikan terima kasih dan penghargaan dari Presiden Jokowi atas dukungan Presiden Trump terhadap kerja sama antara Indonesia dan AS selama ini, khususnya, ini yang terbaru, adalah perpanjangan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) atau kebijakan bebas tarif bea masuk bagi produk ekspor asal Indonesia.
Perpanjangan ini diberikan sehari setelah pertemuan Jokowi dengan Menteri Luar Negeri AS Michael “Mike” Pompeo di Istana Bogor (29/10/2020). Selain itu perpanjangan fasilitas GSP dianggap penting bagi Indonesia untuk memastikan produk ekspor kita bersaing di pasar AS.
“Dalam waktu bersamaan, sejumlah negara lain justru dihilangkan atau dipotong fasilitas GSP-nya. Thailand, misalnya, kehilangan separuhnya, atau 2,4 miliar dolar AS. Ini membuat Indonesia jadi negara yang menikmati fasilitas GSP terbesar,” ungkap Lutfi.
Dalam keterangan yang disampaikan kantor Luhut, Trump menyambut baik salam Jokowi dan ucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah dilakukan.