Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sektor industri (pexels.com/Pixabay)

Indonesia, negara kepulauan dengan sumber daya alam (SDA) melimpah, selama ini malah berpangku tangan pada ekspor bahan mentah ke luar negeri. Alasannya cukup krusial, negara kita tidak mampu mengolah bahan mentah secara mandiri. Gak heran kalau selama ini perekonomian kita cenderung lemah.

Namun, anggap saja itu sebagai masa lalu. Sebab, program hilirisasi semakin digenjot pemerintah guna meningkatkan nilai tambah SDA yang dihasilkan. Hilirisasi jadi lompatan besar sekaligus angin segar, yang mana negara ini didorong untuk menjadi produsen barang jadi atau setengah jadi. Bukan omong kosong belaka, pemerintah bahkan secara tegas telah melarang ekspor bijih nikel sejak 2020, lho. 

Dalam pidatonya yang dipublikasikan di situs Sekretariat Kabinet RI, Presiden Jokowi membeberkan tentang strategi hilirisasi hingga bukti nyata manfaatnya yang perlahan mulai terasa. Sejak pelarangan ekspor bijih nikel diberlakukan, Indonesia berhasil menumbuhkan investasi dengan pesat. Sebanyak 43 industri pengolahan nikel pun telah tersedia. Wah, pasti turut menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Layak kita dukung, nih!

Sebelum mengulik lebih jauh, muncul sebuah pertanyaan, apa sebenarnya tujuan dari hilirisasi? Yap, tentu demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Indonesia berpotensi besar menjadi negara maju jika mampu memanfaatkan kekayaan alamnya dengan bijak. Salah satu kuncinya adalah melalui hilirisasi. Dengan hilirisasi, Indonesia mulai menggenggam masa depan yang cerah. 

Editorial Team

Tonton lebih seru di