ilustrasi konser (pexels.com/Wendy Wei)
Harga tiket konser yang terasa tidak masuk akal sering kali dipengaruhi regulasi yang berbelit. Jika biaya perizinan dan penggunaan ruang publik tinggi, harga tiket otomatis melejit. Muda-mudi akhirnya menganggap hiburan sebagai sesuatu yang hanya bisa dinikmati sesekali. Padahal jika aturan dibuat lebih realistis, akses untuk menikmati acara di ruang publik akan jauh lebih merata.
Ruang terbuka yang aman dan gratis juga bergantung pada prioritas anggaran. Jika pembangunan hanya fokus pada proyek besar yang tidak dekat dengan kebutuhan warga, ruang rekreasi sederhana seperti ruang terbuka hijau atau taman pun bisa hilang. Akibatnya, hiburan sehari-hari semakin mahal dan melelahkan. Contoh kecil ini menunjukkan bahwa politik tidak hanya mengatur hal-hal penting, tetapi juga cara kita menikmati waktu senggang.
Banjir, harga pangan, sampai kondisi keluarga bukanlah hal-hal random yang terjadi di hidup kita sebab semuanya berkaitan dengan keputusan politik. Menyadari hal ini membuat kita lebih jernih melihat siapa yang sebenarnya mengambil keputusan yang memengaruhi hidup kita. Setelah memahami semua ini, masih masuk akal kah kalau seseorang bilang “kenapa sih semua-muanya harus politik”?
Referensi:
"There’s No Such Thing as a Natural Disaster" Items. Diakses pada Desember 2025
"5 Reasons Why Disasters are Not Natural" UNU EHS. Diakses pada Desember 2025
"Why are disasters not natural?" UNDRR. Diakses pada Desember 2025
"Is there such a thing as 'natural' disasters?" Charles Darwin University Australia. Diakses pada Desember 2025
"Paul Krugman: Everything Is Political" JSTOR Daily. Diakses pada Desember 2025
"Like it or not, everything is political." The Black Project. Diakses pada Desember 2025