Masalah pokok ekonomi di Indonesia, bahkan di dunia adalah soal kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Lalu para pemikir di dunia pun berlomba-lomba menciptakan gagasan sebagai solusi, akhirnya muncullah ideologi. Sayangnya, para pemikir tersebut tidak satu pemahaman dalam merumuskan solusinya, maka berkembanglah berbagai macam cara pandang yang disebut aliran, di bawah fondasi ideologi yang berbeda-beda.
Masing-masing ideologi merasa sudut pandangnyalah yang paling benar. Tak bisa dipungkiri bahwa antar ideologi cenderung saling bertentangan. Para penganutnya bahkan rela membunuh untuk saling meniadakan. Hasilnya, perang dunia menjadi saksi sejarah tentang pergesekan idelogi dan berlanjut hingga sekarang dengan sebutan perang pemikiran. Ideologi mana pun itu, semua beranggapan bahwa tujuannya adalah untuk menyejahterakan rakyat.
Bila kemiskinan dan ketimpangan pendapatan dapat dipecahkan dengan sebuah ideologi, mari kita lihat idoelogi mana yang paling benar. Saya menganalogikannya secara sederhana dengan beberapa variabel; diri saya sendiri, sawah, beras, dan pemerintah.