#StopTheHate 5 Hal yang Bisa Kita Lakukan untuk Membuat Indonesia Lebih Damai

Tulisan ini merupakan hasil kolaborasi antara saya dan teman saya seorang penulis bernama Theresia Clara. Bekerja di negara tetangga tidak membuat kami lupa dengan tanah air tercinta, terutama sanak saudara dan makanan Indonesia yang tidak ada bandingannya.
Walaupun sudah tinggal di Malaysia selama beberapa tahun, setiap seminggu sekali pasti Clara makan di restoran Indonesia yang membuka cabang di sini. Akhir-akhir ini banyak teman yang bertanya tentang kondisi Indonesia kepada kami. Apakah Indonesia sedang ricuh? Apakah aman untuk berkunjung ke Jakarta saat ini? Yang bertanya bukan hanya sekedar ingin jalan-jalan, tapi juga karena ada urusan kantor.
Sedih sekali mengingat bahwa negara yang terkenal dengan penduduknya yang ramah kini terkenal karena keadaan sosial dan politik yang mencekam. Saat ini kami bekerja di perusahaan startup bernama iPrice, maka dari itu kontribusi yang bisa kami lakukan untuk membuat Indonesia lebih baik adalah lewat tulisan. Semoga melalui artikel ini Indonesia menjadi damai kembali. Berikut adalah lima hal yang bisa kita lakukan:
Stop Membagikan Berita-berita Hoax
Tentunya kata "hoax" sudah tak asing lagi bagi kita. Hoax dapat diartikan sebagai kebohongan publik yang disebarkan melalui berbagai media informasi, baik cetak maupun online. Semakin banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menyebarkan hoax. Entah karena ingin membuat keributan atau ingin mencari uang.
Berkat kemajuan teknologi, hoax dengan mudah menyebar ke seluruh penjuru negeri. Apalagi sikap masyarakat Indonesia yang super aktif dalam media sosial seringkali menyebabkan adu argumen mengenai suatu berita di media sosial.
Alangkah baiknya jika kita stop melihat berita yang isinya menghasut, membawa-bawa nama agama, SARA, dan lain sebagainya. Jangan terbawa emosi. Cek dulu kebenaran berita tersebut sebelum kita membagikan artikel tersebut kepada teman-teman.
Tahukah kamu kalau setiap 100 ribu klik, oknum pembuat hoax tersebut bisa meraih 1,3 juta rupiah? Lalu apa yang Anda dapatkan? Kepuasaan mengutarakan pendapat? Sadarkah Anda bahwa Anda sendiri mungkin salah satu provokator terjadinya ricuh di Indonesia?