Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang peserta dengan kostum tradisional memakai masker pelindung menghadiri gladiresik untuk Garba, sebuah tarian rakyat, menjelang Navratri, sebuah festival dimana para pemuja menyembah dewi Hindu Durga dan para pemuda menari dengan kostum tradisional, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Ahmedabad, India, Sabtu (12/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Seharian ini saya berusaha mereka ulang kehidupan saya satu tahun ke belakang ini. Setiap kali saya ditanya, “Bagaimana kehidupanmu selama pandemik ini?” Saya selalu menjawab, “Ya gitu aja, tak ada yang spesial dan menarik.” Akan tetapi ketika saya harus benar-benar serius merefleksikannya, ternyata ada banyak cerita yang cukup menarik yang bisa saya ceritakan. 

Pada 2 Maret 2020, pertama kalinya pemerintah mengumumkan adanya kasus COVID-19 di Indonesia. Pada saat itu, kebetulan saya sedang melakukan perjalanan dinas luar negeri ke Brisbane, Queensland, Australia. Saya melakukan liputan untuk kanal travel ke Brisbane atas undangan Queensland Tourism and Events pada tanggal 26 Februari 2020 hingga 5 Maret 2020.

Saat itu kasus COVID-19 sudah mulai mewabah di berbagai negara, termasuk negara-negara tetangga Indonesia. Namun, kala itu Indonesia masih dengan bangganya mengumumkan np; kasus COVID-19 dan belum diumumkan pandemik global COVID-19. 

Meski belum ditetapkan sebagai pandemik, sejujurnya saya sangat cemas saat hendak bertolak ke Australia. Bagaimana tidak, saya harus melakukan penerbangan ke Singapura terlebih dahulu lalu lanjut ke ibu kota negara bagian Queensland tersebut. Selama perjalanan saya akan bertemu banyak orang dan juga harus singgah ke tempat-tempat umum. Ditambah lagi dalam rombongan itu, terdapat beberapa wartawan dari Malaysia yang mana kasus COVID-19 dilaporkan sedang tinggi-tingginya kala itu. 

Editorial Team

Tonton lebih seru di