TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[OPINI] Nikah Usia Muda Vs. Nikah Usia Matang, Mana yang Lebih Baik?

Pilihan tergantung pada kesiapan diri kamu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alicia Zinn)

Saat sudah menginjak masa dewasa, kita sering di tanya, sudah punya calon istri belum? atau kapan nih nikah?. Pernikahan memang menjadi sesuatu yang tidak dapat kita prediksi. Kita bisa saja menikah di usia muda sekitar umur awal 20-an, namun juga tidak menutup kemungkinan, kita bisa menikah baru umur akhir 20-an hingga 30-an.

Memang pada dasarnya jodoh dan nasib seseorang tidak ada yang dapat mengetahui. Kapan dan dengan siapa akan berjodoh. Namun, di sisi lain, kita bisa berusaha untuk merencanakannya di awal-awal masa pendewasaan atau masa remaja. Nah, bagi kamu yang masih bingung memilih nikah di usia muda atau di usia matang, beberapa perbandingan di bawah ini akan membuka wawasan kamu antara keduanya.

1. Kemampuan berkomunikasi satu sama lain

Ilustrasi pasangan suami istri (unsplash.com/@christinhumephoto)

Adanya suatu hubungan karena adanya interaksi, interaksi sendiri merupakan komunikasi dua arah. Di dalam berumah tangga, sudah sewajarnya setiap pasangan memiliki jalinan komunikasi yang kuat. Namun, pasangan muda dan pasangan yang sudah matang memiliki jalinan komunikasi yang berbeda.

Jika masih muda, pasangan ini cenderung menggunakan emosi dalam bercakap dan juga sulit mengontrol dari emosi tersebut. Lain halnya jika dibandingkan dengan pasangan yang matang, mereka akan menahan ego masing-masing guna tercapainya komunikasi yang baik.

2. Kematangan finansial

Ilustrasi kematangan finansial (unsplash.com/@alexandermils)

Memang keadaan finansial setiap orang berbeda-beda, tidak selalu yang usia mapan lebih memiliki materi dibanding dengan usia muda.

Namun, pada pembahasan ini berkerucut pada mental finansial masing-masing. Di mana kecenderungan di usia muda belum terfokus pada masa mendatang. Justru, mereka akan menikmati semaksimal mungkin tanpa memikirkan masa depan. Berbeda dengan menikah di usia matang, pasangan ini memiliki pemikiran untuk masa depan.

Baca Juga: [OPINI] Hierarki Perempuan dalam Prostitusi: Kentalnya Patriarki

3 . Kondisi psikologi dan mental

Ilustrasi pasangan suami istri (unsplash.com/@ericjamesward)

Saat masa muda, yaitu transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa merupakan masa yang masih labil dalam emosi. Di masa itu juga, kemandirian juga masih belum sepenuhnya ada di dalam mental seseorang yang nikah di usia muda. Namun bukan berarti di usia matang sudah pasti memiliki mental yang baik. Itu juga tergantung pada diri masing-masing. 

4. Pembagian waktu

Ilustrasi keluarga (unsplash/@annhwa)

Waktu dibagi menjadi dua, yaitu waktu untuk keluarga dan waktu untuk diri sendiri. Jika sudah memutuskan berumah tangga dan memiliki anak. Sudah menjadi kewajiban untuk merelakan waktu untuk diri sendiri tersebut berganti untuk mengurus keluarga.

Tidak peduli nikah muda atau usia matang, jika sudah memiliki keluarga, sudah sewajarnya untuk memberikan waktu lebih kepada keluarga.

Baca Juga: [OPINI] Minimnya Sex Education Harusnya Jadi Evaluasi Bagi Baby Boomer

Verified Writer

Muhammad Rafi Athallah

Change the WORLD by your WORD

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya