Kondisi kesehatan serta kecukupan gizi bagi ibu hamil merupakan aspek yang harus diperhatikan. Karena, kondisi gizi bagi ibu hamil itu sendiri menjadi faktor yang memengaruhi kualitas serta kesehatan bayi yang akan dilahirkannya.
Tak dapat dipungkiri, masalah gizi pada ibu hamil masih sangat sering terjadi di Indonesia. salah satu permasalahan gizi tersebut adalah KEK. KEK atau yang dikenal sebagai Kekurangan Energi Kronik merupakan salah satu masalah malnutrisi yang sangat sering menyerang pada ibu hamil. KEK sendiri merupakan kondisi dimana tubuh memiliki berat badan dan penyimpanan energi yang rendah.
Menurut World Health Organization (WHO) KEK adalah kondisi seseorang yang memiliki nilai Indeks Masa Tubuh (BMI) kurang dari 18,5. Nilai BMI 18,5, 17,0, dan 16,0 dikelompokkan oleh WHO sebagai KEK ringan, sedang dan berat.
Di Indonesia sendiri KEK pada bumil berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 , prevalensi resiko bumil KEK (15-49 tahun) masih terbilang cukup tinggi yaitu sebesar 24,2 %. Prevalensi tertinggi ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun) sebesar 38,5% dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,1%. Sedangkan pada tahun 2017, berdasarkan hasil survei pemantauan status gizi (PSG) tahun 2017, menunjukkan persentase ibu hamil dengan risiko KEK sebesar 14,8%, yang artinya kasus KEK pada bumil mulai menurun.
Meskipun demikian, KEK pada ibu hamil merupakan masalah gizi yang tidak bisa dianggap sepele. Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil dapat berdampak pada kesehatan serta kondisi perkembangan calon bayi.