ilustrasi mengajari anak mencuci baju (pexels.com/cottonbro studio)
Banyak nilai sosial yang dulu terasa benar, tapi kini perlu dipertanyakan ulang. Apakah wajar perempuan dianggap lebih bernilai hanya karena bisa mengurus rumah, sementara laki-laki dibebaskan dari semua tanggung jawab itu? Jawaban jujurnya jelas tidak. Perubahan cara berpikir butuh waktu, tapi langkah kecil seperti berhenti memberi label kepada gender tertentu bisa jadi awal yang baik. Karena setiap orang punya tanggung jawab yang sama terhadap kehidupannya sendiri termasuk urusan domestik.
Melihat ulang nilai yang sudah ada bukan berarti menolak budaya, melainkan menyesuaikannya dengan realitas yang ada pada zaman ini. Dunia terus bergerak, begitu juga bagaimana cara kita memaknai peran dalam kehidupan. Saat masyarakat mulai memahami bahwa basic life skill bukan soal gender, banyak ketimpangan kecil akan perlahan hilang. Dari situ, kehidupan bisa terasa lebih setara dan manusiawi.
Terlepas dari perdebatan mengenai cuci baju dan masak adalah basic life skill, pada akhirnya kemampuan mengurus diri bukan soal siapa yang seharusnya melakukannya, tapi soal bagaimana seseorang menghargai hidupnya sendiri. Mengaitkan urusan rumah tangga dengan jenis kelamin hanya memperpanjang rantai patriarki yang sudah terlalu lama dibiarkan. Jadi, sebelum menilai siapa yang layak atau tidak mengerjakan sesuatu, bukankah lebih bijak jika kita mulai dengan bertanya apakah kita sudah cukup mandiri untuk diri kita sendiri?