Di Balik Topeng Hedonisme Sosial Media: Sugar Daddy dan Sugar Baby

Belakangan ini marak diperbincangkan mengenai Sugar Daddy dan Sugar Baby. Hal ini didorong karena banyaknya generasi milenial yang ingin terlihat hidup mewah di sosial media demi meningkatkan status sosialnya dan mendapatkan pujian banyak orang. “Wih keren sudah ke London”, “Keren banget kakak ini bisa beli tas Hermes”, dan pujian-pujian lain yang menjadi pendorong generasi milenial untuk mencari tambahan uang demi memenuhi gaya hidupnya.
Salah satu jalan pintas untuk memenuhi gaya hidup mewahnya adalah mencari Sugar Daddy.
Sugar Daddy sendiri adalah pria yang biasanya lebih tua dan kaya yang mampu memberikan hadiah untuk orang yang lebih muda, biasanya seorang wanita, dan orang muda ini akan menghabiskan waktu bersamanya. Sugar Baby sendiri adalah orang muda yang dimaksud.
Nah ini adalah hal-hal yang perlu kamu tahu tentang fenomena ini:
1. Seks dan uang biasanya menjadi tujuan utama Sugar Daddy dan Sugar Baby
Bisa dikatakan Fenomena Sugar Daddy dan Sugar Baby ini sama dengan “Friend with Benefit” dimana Sugar Daddy akan mendapatkan teman dalam mengisi kesepiannya dan mendapatkan seks, sedangkan Sugar Baby akan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Banyak Sugar Baby menutupi fakta bahwa mereka mendapatkan uang dengan memberikan hubungan seks kepada Sugar Daddy terutama karena budaya ketimuran yang masih kental.
Namun tidak sedikit pula yang terbuka mengatakan bahwa dirinya mendapatkan uang dari Sugar Daddy dan sebagai timbal baliknya mereka harus melayani sang Sugar Daddy karena pada prinsipnya tidak ada yang gratis dalam dunia ini.