Dosa Bulan Suci: Makan Siang Bareng Ayah Saat Ramadan

Jakarta, IDN Times - Bulan yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Ya, bulan suci Ramadan. Bayangan di benakku, Ramadan selain berpuasa juga identik baju baru. Maklum ndeso, setiap Lebaran tiba, berharap punya baju baru dari orangtua.
Aku dijanjikan baju baru dari orangtuaku jika berpuasa sebulan penuh. Aku yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar kegirangan. Aku berusaha mengisi Ramadan dengan bersungguh-sungguh.
Tak hanya berpuasa sebulan penuh, aku juga rajin mengisi buku kegiatan Ramadan dari sekolah. Praktis, aku harus salat tarawih berjamaah dan tadarus Al-Qur'an di masjid, hingga salat sunah, supaya mendapat tanda tangan para alim di buku Ramadan.
1. Ayah belikan baju baru
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Beberapa hari menjelang Lebaran, ayahku mengajakku ke toko pakaian di pusat keramaian kota kecil di Jawa Tengah. Girangnya bukan main. Kami naik angkot ke pusat pertokoan, karena jarak dari rumahku ke pusat perbelanjaan cukup jauh.
Sekitar 30 menit kami tiba di pusat pertokoan. Siang itu suasana begitu ramai pengunjung. Maklum, menjelang Lebaran. Semua orang hampir berbelanja keperluan persiapan Hari Raya Idulfitri. Kami memasuki beberapa toko pakaian untuk memilih baju yang aku mau.
Saking ramainya pengunjung, kami berdesak-desakan. Cuaca panas saat itu semakin menguras keringat, hingga kerongkongan mengering. Lebih dari satu jam kami menghabiskan waktu untuk mencari baju dan membeli keperluan lain untuk Lebaran.
Akhirnya aku menemukan baju yang aku mau. Sederhana. Hanya setelan kaus dan celana putih bergambar tokoh ksatria Baja Hitam. Senangnya bukan main. Tak sabar ingin segera sampai di rumah untuk menjajal baju baruku.