Ilustrasi seseorang sedang belajar membuat online shop (unsplash/Roberto Cortese)
Hal pertama yang perlu diedukasi bagi para seller yang ada di marketplace adalah bagaimana cara memenuhi standar menjadi seller yang baik di marketplace. Tujuannya agar konsumen terlindungi dan mendapatkan layanan sebaik mungkin. Misalnya dalam menampilkan foto produk yang sesuai dengan barang yang dijual. Tujuannya agar buyer tidak merasa tertipu jika barang yang sampai ternyata berbeda dengan yang ada di foto produk.
Selain itu deskripsi produk pun sebaiknya perlu diperhatikan oleh seller toko online. Deskripsi produk yang jelas bisa membantu konsumen untuk lebih memahami produk yang akan mereka beli. Dan yang paling penting adalah layanan konsumen (customer service).
Layanan ini bisa berupa layanan chat saat buyer menanyakan lebih lanjut tentang produk yang akan mereka beli. Keramahan dalam membalas chat, serta kecepatan merespon pertanyaan dan memroses pesanan buyer juga perlu diperhatikan. Beragam edukasi untuk seller ini bisa dilakukan oleh pihak marketplace sebagai wadah dimana para seller menjajakan barang dagangannya.
Bagi buyer, edukasi juga sangat perlu dilakukan. Mari kita tinggalkan dulu cara pemesanan dan cara pembayaran secara umum karena hal ini sudah banyak masyarakat yang paham. Namun edukasi seputar layanan inovatif seperti COD dan sistem cicilan atau pay later juga perlu ditekankan.
Masih banyak yang belum tahu bahwa layanan COD harus dibayarkan terlebih dahulu, baru barang bisa diterima dan di-unboxing. Jika barang tidak sesuai, maka buyer dapat melakukan komplain dan mengembalikan produk melalui marketplace. Bukan melalui kurir langsung seperti yang terjadi pada video viral sebelumnya.
Selain itu sistem cicilan atau pay later juga perlu diedukasi secara detail agar buyer merasa nyaman dan tahu syarat-syarat apa saja untuk mengajukan sistem pembayaran cicilan ini. Tentu saja edukasi ini perlu kembali digiatkan oleh pihak marketplace.
Tak hanya itu, kesadaran dan pemahaman buyer terhadap barang yang dibeli juga perlu ditingkatkan. Beberapa orang terkadang tidak membaca deskripsi produk dengan jelas sehingga saat barang sampai dan ternyata tidak sesuai dengan harapan, mereka mengajukan komplain dan memberi ulasan buruk, padahal semua keterangan sudah dituliskan pada deskripsi produk.
Bicara tentang ulasan, ini juga menjadi hal yang perlu diedukasi. Kita sering melihat tangkapan layar ulasan marketplace yang menggelitik di akun-akun joke dan meme. Biasanya ulasan yang menggelitik ini karena salah pemahaman bagaimana cara memberikan ulasan yang baik oleh buyer. Ulasan seharusnya ditujukan untuk seller yang sudah menjual barang. Seperti respon seller saat memroses barang, hingga kesesuaian barang terhadap keterangan dan gambar.
Namun terkadang masih ada saja yang memberi ulasan buruk padahal masalah yang dihadapi di luar kendali seller. Seperti masalah ukuran produk yang tidak sesuai ekspektasi buyer, padahal ukurannya sudah jelas-jelas ditulis seller pada keterangan produk.
Kesalahan lain seperti salah paham dalam memberi jumlah bintang juga bisa merugikan reputasi seller di marketplace. Beberapa buyer masih ada yang menganggap ulasan positif adalah dengan memberi bintang satu, bukan bintang lima. Ini sering ditemukan, memberikan ulasan dengan kata-kata yang positif, tapi bintang yang diberikan hanya satu.
Selanjutnya bagi marketplace, juga perlu adanya pengawasan ketat tentang keamanan data pengguna. Kasus peretasan, dan pengambilan data pengguna menjadi isu penting yang harus diperhatikan. Dilansir dari idntimes.com tercatat pada tahun 2019 dan 2020 lalu, tiga marketplace besar di Indonesia kebobolan jutaan data pengguna oleh peretas untuk dijual kembali. Meski pihak marketplace umumnya mengatakan bahwa data yang diretas bukan data penting yang menyangkut username dan kata sandi, namun kita tetap perlu mengantisipasi kebocoran data untuk tetap menjaga keamanan pengguna e-commerce di Indonesia.
Marketplace wajib menjaga agar data pengguna selalu aman, baik dengan memperbaiki celah-celah sistem yang bisa membuat data bocor, maupun mengimbau agar pengguna marketplace mengganti kata sandi secara berkala untuk memperkecil risiko peretasan.