Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi komoditas batu bara (freepik.com/Freepik)

Kegamangan ekonomi global memengaruhi sektor pertambangan batu bara, komoditas sumber daya andalan Indonesia sejak 1970-an. Tidak hanya sekadar menyasar pasar ekspor yang mendongkrak pendapatan negara, batu bara memiliki fungsi bagi pemenuhan kebutuhan domestik. Contohnya erat dengan kehidupan, yakni penggunaan listrik yang pembangkitnya masih menggunakan energi batu bara.

Pengaruh Ketidakpastian Ekonomi Global dan Geopolitik atas Komoditas Batubara

Pasar ekspor menjadi senjata industri-industri pertambangan nasional untuk memeroleh dampak ekonomi signifikan. Namun, jalan tersebut terjal sebab harga komoditas menjadi sangat dinamis akibat gejolak geopolitik. Ketegangan antara Australia dan China akibat aksi negara kangguru yang melakukan investigasi asal-muasal penyebaran COVID-19 mengawali ketidakharmonisan kedua negara. Imbas ketegangan itu, China menutup pintu impor batu bara asal Australia.

Akibatnya, Australia putar haluan dengan mengalihkan tujuan ekspornya ke India. Kondisi ini menggerus porsi pasar ekspor batu bara Indonesia ke India. Pada 2021, Kementerian ESDM melansir data ekspor batu bara Indonesia ke India berkurang dari 97 juta ton menjadi 71 juta ton. Konflik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia turut memengaruhi kenaikan komoditas batu bara global. Krisis energi menghantui Eropa karena adanya perubahan rantai pasok batu bara di benua biru. Beberapa negara Eropa mencari alternatif pemasok batu bara dari Kolombia, Amerika Serikat, dan beberapa negara Afrika. Ketimpangan supply dan demand  ini memicu kenaikan harga komoditas.

Editorial Team

Tonton lebih seru di