Presiden Jokowi mengisi daya baterai mobil listrik operasional KTT G20 (youtube.com/Sekretariat Presiden)
Pemakaian mobil listrik disinyalir sebagai salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Berbagai negara di belahan dunia pun mulai beralih menggunakan mobil jenis ini.
Survei yang diadakan oleh International Energy Agency pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Tiongkok sebagai negara pemakai mobil listrik terbanyak di dunia dengan jumlah 2,24 juta unit. Disusul oleh Amerika Serikat di peringkat kedua dengan jumlah 1,13 juta unit.
Sementara di Indonesia, Kementerian Perhubungan mencatat per Maret 2022, jumlah unit kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sejumlah 16.060 unit. Jumlah ini masih tergolong rendah dibandingkan negara Tiongkok dan AS. Namun, Indonesia masih akan terus berupaya meningkatkannya.
Pemerintah Indonesia tengah berupaya menurunkan emisi karbon hingga 29 persen tahun 2030 dan mencapai bebas karbon tahun 2060. Komitmen Indonesia merespons tantangan perubahan iklim ini tercermin dalam tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022, Recover Together, Recover Stronger. Presidensi G20 Indonesia dimulai sejak 1 Desember 2021 hingga acara puncak KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mengajak para pemimpin dunia untuk bekerja sama dalam menangani dampak perubahan iklim yang kian memburuk. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, dalam rangkaian acara G20, hampir semua moda transportasi yang digunakan adalah kendaraan listrik.
Dilansir dari CNN, kendaraan listrik di KTT G20 dipasok dari Toyota Astra Motor (TAM) berupa Lexus tipe UX 300e sebanyak 134 unit, Hyundai Genesis G80 sebanyak 46 unit, dan Wuling Ev sebanyak 300 unit. Nantinya, Airlangga menyebut akan ada penambahan bus listrik untuk mendukung operasional KTT G20.
Presiden Jokowi juga telah meresmikan SPKLU ultra fast charging pertama di Indonesia di Central Parking ITDC, Bali (25/3). Total ada 60 SPKLU ultra fast charging 200 kW dan 150 titik fasilitas home charging yang siap digunakan untuk seluruh delegasi.
SPKLU tersebut mampu mengisi daya baterai selama kurang dari 30 menit untuk 1 kendaraan.
Dengan digunakannya mobil listrik sebagai kendaraan resmi para delegasi G20, menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen serius dalam upaya peralihan dari ketergantungan pada energi fosil ke energi terbarukan.
Nah, buat kamu yang berencana membeli mobil listrik, perhatikan terlebih dahulu 5 hal yang sudah dituliskan di atas, ya. Jika sudah memantapkan hati dan finansial, saatnya berkontribusi untuk mengurangi gas emisi karbon di Indonesia.
Kamu juga bisa menuliskan aspirasi dan opinimu seputar penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia dengan mengikuti kompetisi menulis 1000 Aspirasi Indonesia Muda. Kompetisi ini masih akan berlangsung hingga 31 Oktober 2022 mendatang, loh. Tunggu apa lagi?