Nonmuslim tapi Ikutan Mudik Sambil Road Trip 48 Jam, Seru!

Terlepas dari agama dan rasnya, Lebaran menjadi salah satu momen besar yang dirayakan seluruh masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan saya yang menganut Katolik. Kala itu, saya masih duduk di bangku SD dan ikut mudik alias pulang ke kampung halaman dari Bandung, tempat tinggal kami.
Kampung halaman saya ada dua. Keluarga mama di Yogyakarta, sementara keluarga ayah ada di Probolinggo. Biar adil, kami menggunakan mobil untuk melakukan road trip menyusuri pulau Jawa. Keseruannya? Bisa kamu baca pada tulisan berikut ini.
1. Ikut merasakan suasana mudik ke kampung halaman
Ketika masa libur Lebaran tiba, saya dan orangtua yang tinggal di Bandung memutuskan untuk ikut meramaikan jalan dengan mudik ke Klaten dan Probolinggo. Ayah yang memang suka mengendarai mobil, dan juga takut naik pesawat, akhirnya memilih road trip.
Rute kali ini dimulai menuju Probolinggo, lalu Bali (namanya juga liburan), kemudian sambil jalan pulang, kami mampir ke Klaten. Terdengar panjang, tapi saat itu libur Lebaran sekolah juga panjang. Kuingat, hampir satu bulan.
Baju? Cek.
Oleh-oleh dari Bandung? Cek.
Service mobil? Cek.
Membeli perbekalan? Cek.
Yang terakhir itu paling seru, karena semua snack bisa saya masukkan ke dalam keranjang, dengan dalih takut lapar di jalan. Sehari sebelum Lebaran pertama, kami berangkat.