Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
crosswalk.com

Sebagai makhluk sosial, kadang kita menjadi sangat rumit dalam berpikir. Kita menentukan hidup kita juga dengan hal-hal yang kita putuskan dengan banyak pertimbangan. Dan seringkali, pertimbangan-pertimbangan itu muncul dari lingkungan sekitar, dari orang-orang terdekat, atau dari keluarga sendiri, yang mana kita tidak ingin menyakiti hati mereka. Hal-hal itu kadang terbawa juga dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita hidup berdampingan dengan banyak orang. Kita mungkin akan menjadi orang yang lebih mendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri sendiri. Kita mungkin akan menjadi orang yang lebih memikirkan kebahagiaan orang lain daripada kebahagiaan diri kita sendiri. Apalagi untuk orang-orang yang memiliki karakter melankolis, tentu mereka akan terbiasa untuk membuat keputusan-keputusan dengan mempertimbangkan kedudukan orang lain di sekitarnya.

Contoh kecilnya saja dalam kehidupan sosial dengan teman-teman. Kadang kita akan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak kita sukai hanya untuk menyenangkan hati orang lain di sekitar kita. Kadang kita berada di tempat yang tidak seharusnya kita datangi hanya karena kita tidak sanggup menolak ajakan teman. Bisa jadi ketika kita sama sekali tidak memiliki uang jajan tambahan, kita tetap mau-mau saja diajak teman nongkrong di cafe. Alasannya adalah karena kesetiakawanan atau karena tidak enak jika mengajak ajakan teman. Atau lebih parahnya, karena tidak ingin ketinggalan momen bersama teman-teman. Atau, ketika kita mau-mau saja mengantarkan teman ke sebuah tempat, padahal kita sendiri sedang punya pekerjaan yang sudah mendekati deadline. Tapi ujung-ujungnya kita akan tetap mengantarkan teman ke tempat tersebut dengan alasan-alasan yang memperkuat keputusan kita. Padahal jika kita pikirkan sekali lagi, alasan-alasan tersbeut adalah alasan-alasan yang klise.

Editorial Team

Tonton lebih seru di