Becak sebagai daya tarik wisata adalah potensi yang besar untuk pengembangan pariwisata di setiap kota metropolitan. Para wisatawan mancanegara akan cenderung memilih kota yang memiliki kekhasan melestarikan budaya dan peninggalan sejarahnya untuk tujuan wisata. Langkahnya adalah dengan membagi becak ke dalam beberapa pos kumpul tukang becak yang tersebar di berbagai titik strategis yang berdekatan dengan bangunan cagar budaya atau sejarah.
Sehingga ketika wisatawan ingin mengetahui dan belajar mengenai sejarah tempo dulu dari kota tersebut mereka tidak perlu kebingungan untuk mencari transportasi yang dibutuhkan. Dari sanalah pos-pos kumpul tukang becak menjalankan perannya untuk setia mengantarkan mereka dari satu bangunan bersejarah ke lokasi yang lain. Pemerintah kota dan daerah juga harus terlibat dengan memberikan fasilitas berupa jalur khusus becak di sepanjang jalanan protokol kota, karena tidak mungkin jika para wisatawan dalam tujuan ke lokasi cagar budaya harus terjebak dalam kemacetan kota. Untuk kecakapan berbahasa inggris juga perlu dilakukan pelatihan dari dinas terkait setidaknya bahasa inggris sederhana sehingga para tukang becak mampu menjalin interaksi yang hangat dengan para wisatawan.
Bisa kalian bayangkan jika suatu saat becak tidak lagi dipandang dengan profesi yang erat dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Melihat para tukang becak tersenyum di waktu petang pulang menuju rumah masing-masing dengan perasaan gembira karena mereka mendapat perhatian dari pemerintah adalah kebahagiaan untuk masyarakat.