Berbeda dengan pemain-pemain penting di dalam Film Balada Si Roy seperti Abidzar yang memerankan Roy, Febby Rastanty yang memerankan Ani, atau Bio One yang menjadi Dullah; para figuran lepas dari pemberitaan dan hiruk pikuk selebritas. Mereka adalah para pemain yang nyaris tidak dianggap penting dan dengan mudah digantikan oleh siapa saja. Tugas mereka meramaikan suasana layar segi empat di belakang para pemain. Pertanyaannya, mengapa selalu banyak orang yang antri ingin jadi figuran?
Hingga saat ini, dunia perfilman adalah magnet bagi banyak orang di dunia ini. Tampil di layar lebar, populer dan dielu-elukan oleh masyarakat, mendapatkan previllage dalam tiap kesempatan, menjadi harapan yang takterhindarkan. Seiring menggeliatnya industri perfilman, kian lekat pula imaji-imaji masyarakat yang hendak melibatkan diri, sehingga menjadi figuran baik mendapatkan dialog atau hanya sekadar ekstras, adalah pintu gerbang harapan dalam mewujudkan imaji populis itu.
Sudah takterhitung aktris dan aktor yang memuai dari sekadar figuran atau bahkan hanya coba-coba. Ada yang berusaha keras dengan mengikuti setiap audisi, masuk ke agensi bahkan mengikuti sanggar teater untuk meningkatkan skill performansi sekaligus membuat jaringan. Ada juga yang ingin mendapatkan pengalaman saja, menjadi track record bahwa ia pernah terlibat dalam sebuah proses film; ada juga yang tiba-tiba jadi figuran dadakan karena secara kebetulan, lokasi yang dipakai untuk syuting film tidak jauh dari lingkungan rumahnya.