Terlepas dari fakta atau hanya pembohongan publik, acara televisi “KARMA” ANTV sukses menjadi perbincangan banyak orang. Karma selalu menjadi misteri. Sehingga kepastiannya membuat banyak orang penasaran, hingga bisa menjadi sumber rezeki bagi sang peramal Roy Kiyoshi.
Ingin sekali rasanya yang diundang di acara tersebut adalah para koruptor, calon koruptor, maupun dewan terhormat lainnya, untuk menunjukkan karma apakah yang menimpa kelakuan kotornya? Tentang karma, apakah ada yang lebih tahu dari Tuhan?
Mungkin, penonton lebih bijak untuk menilai, apakah setiap segmen dari acara ini benar-benar membuat kualitas hidup lebih baik? Apakah dengan mengetahui misteri, hidup menjadi kejutan lagi?
Namun apapun bentuk sajiannya, “KARMA” ANTV ini menjadi tontonan alternatif di tengah sinetron atau FTV yang tidak kalah mengada-ngada. Judulnya saja setengah mati harus menerjemahkannya “Anak Suamiku, bukan Anak-anakku”, “Anak tak bernama dialah anak Kandungku”, dan judul-judul tak simple lainnya.
Mungkin, inilah yang menggambarkan bahwa kebanyakan warga Indonesia menyukai hal-hal ribet, pemikiran yang ruwet. Kisah misteri yang disampaikan partisipan “KARMA” bisa jadi renungan untuk penonton lainnya bahwa karma itu ada. Setiap yang berbuat akan mendapatkan karmanya, entah cepat atau lambat, dunia atau akhirat.
Dari sekian penonton yang membuat “KARMA” ANTV melejit dengan rating tinggi, berikut tiga reaksi yang mungkin timbul dan tak terpikirkan oleh orang waras lainnya.