Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, feminis nasional pertama di Indonesia. Melalui pemikiran-pemikirannya, Kartini mampu membebaskan perempuan dari belenggu tradisi. Perjuangan pahlawan nasional kelahiran Jepara dalam mengangkat harkat dan martabat kaum sebangsanya akan terkenang sepanjang masa.
Di balik hiruk pikuk perayaan Hari Kartini, masih ditemukan segelintir pandangan negatif yang ditujukan pada feminisme. Padahal, feminisme dijadikan Kartini sebagai ujung tombak perjuangannya. Feminisme sejatinya hendak menebas ketimpangan sosial, politik, dan budaya. Namun, apa daya, justru streotip yang melekat padanya. Di bawah ini uraian mengenai beberapa kesalahpahaman yang melingkupi feminisme. Yuk, luruskan!