foto bersama pemeran Si Doel Anak Sekolahan (instagram.com/hajimandrafans)
Dalam industri film, sangatlah wajar jika penonton kerap membanding-bandingkan antara film versi awalnya dengan versi lanjutannya. Umumnya, versi awal atau versi pertama akan selalu dianggap jauh lebih baik ketimbang versi yang dibuat di tahun-tahun berikutnya. Tidak percaya?
Ambil contoh film Jurassic Park yang tayang pada 1993. Film itu dianggap sebagai masterpiece dan tidak membosankan jika ditonton berulang-ulang. Situs Rotten Tomatoes memberi rating 93 persen.
Tapi jika dibanding dengan Jurassic World Dominion yang tayang pada 2022, dan diberi rating 29 persen oleh Rotten Tomatoes, rasanya jauh sekali. Sebagai penonton, cukup menontonnya sekali saja tanpa ada keinginan untuk menontonnya kembali.
Sama seperti Si Doel. Sebagai penonton yang pernah mengikutinya di waktu tayang aslinya, saya jauh lebih tertarik menonton tayangan ulang Si Doel Anak Sekolahan ketimbang menonton Si Doel The Series. Bisa jadi karena itu adalah bagian dari nostalgia, atau memang kualitasnya yang jauh lebih baik dari yang sekarang. Tapi tentu saja, apa yang saya utarakan tentu tidak bisa dijadikan tolok ukur bagi kualitas Si Doel The Series karena jika membicarakan soal film, semua akan kembali lagi ke masalah selera, terlebih lagi ini adalah artikel opini.
Apa yang menurut saya bagus, belum tentu orang lain akan melihatnya dengan cara yang sama, begitu pula sebaliknya. Salam.