NOTE: Artikel ini mengandung spoiler!
Tulisan ini tidak berusaha untuk menilai film The Incredibles 2 sebagai sebuah karya motion pictures. Melainkan, tulisan ini berusaha untuk menggali pesan-pesan dari film The Incredibles 2.
Penulis melihat bahwa film The Incredibles 2 memuat pesan akan kritik terhadap media dan semangat pembebasan Aufklarung. Untuk memahami pesan tersebut, sekilas penulis ingin menceritakan kembali alur cerita The Incredibles 2.
The Incredibles 2 menceritakan tentang petualangan keluarga Parr sebagai keluarga superhero yang hidup di dunia di mana superhero adalah sesuatu ilegal. The Incredibles 2 melanjutkan alur waktu dari film The Incredibles di mana terakhir kali tokoh antagonis yang bernama Underminer muncul dan membuat keluarga Parr terpaksa memakai kembali kostum superhero mereka demi menyelamatkan masyarakat sekitar.
Walaupun tidak berhasil mengalahkan Underminer, keluarga Parr berhasil melindungi masyarakat dari kerusakan yang diciptakan Underminer. Tindakan heroisme tersebut membuat keluarga Parr terancam dihukum oleh pemerintah.
Di sinilah muncul Winston Deavor, seorang konglomerat media massa yang ingin membantu keluarga Parr dan seluruh superhero kembali legal dengan menggunakan pengaruh media massa.
Perilaku Winston ini dipengaruhi oleh kenangan yang ia miliki akan superhero dimana pada masa superhero, menurutnya, keamanan dan perdamaian muncul. Ia juga secara personal menyukai superhero karena orang tuanya yang juga menyukai superhero.
Kedua hal tersebut mempengaruhi perilaku Winston yang mendukung penuh legalnya superhero kembali.
Selanjutnya Winston dengan medianya (berbagai macam channel Televisi) berhasil mengubah persepsi masyarakat dan pemerintah terkait superhero dan berusaha untuk melegalkan superhero kembali.
Tetapi ternyata, Evely Deavor, adik Winston yang trauma akan meninggalnya orangtuanya karena kejahatan mempunyai pandangan lain. Meninggalnya orangtua mereka menurutnya disebabkan karena orangtua terlalu berpangku pada superhero untuk menyelamatkan mereka. Sehingga saat orangtuanya meninggal, ia merasa bahwa hal itu terjadi karena kesalahan orangtuanya yang pasif menunggu superhero, tidak aktif menyelamatkan diri sendiri.
Akhirnya, Evelyn, dengan kemampuannya sendiri menciptakan tokoh Screenslaver sebagai sarana menyampaikan pesannya dan berusaha sekuat tenaga untuk membuat superhero ilegal selama-lamanya.