Dok. Pribadi/Firman Venayaksa
The Sound of Music adalah sebuah novel dari Maria von Trapp yang kemudian difilmkan pada tahun 1965. Pada film itu, kita dikenalkan dengan lagu-lagu yang sangat indah seperti Edelweiss, Do-Re-Mi, atau The Sound of Music. Namun apa yang terjadi jika yang muncul adalah suara knalpot kendaraan, suara ayam dan kambing yang konsisten hingga suara tahu bulat mengitari lokasi syuting.
Suara-suara itulah yang paling mengesalkan bagi Hasanudin yang menjadi Sound Mixer pada Film Balada Si Roy. Beberapa kali wajahnya mengerut dan memberikan isyarat kepada tim lokasi jika ada suara yang tiba-tiba muncul ketika pengambilan gambar. Alvin yang bertugas mengkoordinasikan lapangan langsung menugaskan belasan personilnya untuk mengejar dari mana datangnya suara itu.
Di hari pertama, Nasir bahkan sudah harus mengurusi suara ayam jantan yang kebetulan berada di belakang lokasi sekolah. “Ayamnya putih, milik nenek di belakang rumah. Sudah berkali-kali diusir, tetap saja datang,” kata Nasir berapi-api melaporkan. Bahkan ia ditugaskan untuk membeli ayam itu, tetapi yang empunya ayam tidak mau dijual. Alhasil, ia dan teman-temannya harus mengejar-ngejar ayam agar jauh dari set lokasi.
Selain di lokasi sekolah, urusan ayam jantan ini muncul juga di lokasi rumah Ani. Dari HT, Fajar Nugros yang kesal dengan suara ayam langsung menginstruksikan tim lokasi untuk mengurusnya. Waktu itu, Alvin kebetulan dekat dengan ayam jantan berwarna hitam kemerahan dengan kepala agak plontos. Alvin sepertinya sudah kehabisan akal. Ia mengendap-endap sambil mendekati ayam jantan itu. Ia mengajak ngobrol. Kata Alvin, “Yam, kami sedang syuting. Tolong jangan dulu bersuara. Kalau sudah beres baru boleh bersuara,” ucapnya dengan gaya yang agak aneh, dan yang lebih aneh lagi, suara ayam tak lagi terdengar. Entah apa yang dilakukan Alvin.
Di waktu lain, Hasanudin juga terganggu dengan suara tetalu konstan ketika syuting. Hari menjelang siang dan agak terik. Dengan suara itu, jelas mengganggu konsentrasi semua kru film yang harus berhenti gara-gara suara itu. Alvin langsung mengutus Nasir dan Piyan untuk mengecek asal suara. Mereka melaporkan bahwa ada orang yang sedang bekerja membuat kandang kambing di belakang sekolah. Setelah berkomunikasi dengan tim, akhirnya Nasir dan Piyan yang membawa HT berbicara kepada orang yang sedang memaku kandang itu.
“Begini Kang. Maaf ya kami kan sedang syuting. Suaranya mengganggu. Jadi kita dengarkan HT ini. Jika sutradara bilang action, akang berhenti kerja. Jika sudah bilang cut, akang boleh kerja lagi, begitu yang kang?” Ucap Nasir yang disetujui pekerja itu. Maka terjadilah skenario versi Nasir. Setiap mendengar cut, langsung kerja. Mendengar action, langsung berhenti. Hal ini berbanding terbalik dengan instruksi pemain yang sedang syuting.
Skenario Nasir terus berjalan hingga tiba-tiba mereka mendengar suara pedagang susu murni dengan lagu yang khas. HT kembali ramai memberi instruksi. Nasir gelagapan, meninggalkan Piyan dan orang yang berusaha menyelesaikan kandang kambing.
“Nasir ada tukang susu. Bayarin aja. Sutradara pengen susu murni,” instruksi Alvin terdengar intimidatif dari balik HT. Detik itu juga Nasir berlari kencang dari arah belakang sambil mengejar arah suara. Telinganya benar-benar diruncingkan. Namun ada hal yang aneh. “Kok arah suaranya di tenda sutradara ya?” ungkap Nasir polos. Rupanya Fajar Nugros iseng. Ia yang memutar lagu susu murni. Semua kru terbahak-bahak melihat Nasir kena prank sang sutradara.