ilustrasi susu dalam wadah (pexels.com/GEORGE DESIPRIS)
Kementerian Pertanian telah mengindikasikan adanya penurunan produksi susu sejak tahun 2019-2020 menjadi 947.685 ton pada 2020. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan nasional, meningkatkan penghidupan para peternak sapi perah skala kecil dan memenuhi prioritas nasional dalam memerangi stunting, pemerintah telah menetapkan target untuk sektor susu dengan meningkatkan populasi sapi perah, produktivitas, kualitas susu, membuka akses pembiayaan, dan membangun kemitraan di industri.
Selain masalah produksi, tantangan lain yang dihadapi para peternak lokal adalah produksi susu yang menurun akibat wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Sapi yang terjangkit penyakit tersebut bisa mati atau produksi susu menurun hingga 40 persen.
Selain itu, sanitasi yang buruk pada kandang sapi akibat kotoran yang tidak dikelola menimbulkan dampak pencemaran air dan tanah, serta gas rumah kaca. Berbagai keterbatasan yang dihadapi peternak tersebut berpengaruh pada rendahnya kualitas susu yang dihasilkan.
Dari aspek ekonomi, peternak sapi perah sangat bergantung pada koperasi lokal dalam hal pendanaan, pengelolaan bisnis, dan berbagi pengetahuan. Meskipun demikian, koperasi lokal juga menghadapi tantangan serupa yaitu terbatasnya kapasitas pengelolaan peternakan dan kesehatan, model bisnis, pengelolaan keuangan dan organisasi. Karena ketergantungan ini, intervensi perlu dilakukan pada kedua pihak.