Dengan siapa kita bergaul, itulah diri kita yang sebenarnya. (unsplash.com/Hannah Busing)
Pepatah mengatakan, “Berteman dengan penjual minyak wangi, maka kita akan mendapatkan wanginya. Kalau kita berteman dengan penjual minyak bumi, maka kita akan mendapatkan baunya.” Maksudnya adalah teman dalam pergaulan akan berpengaruh kepada jati diri seseorang.
Kalau kita berteman dengan orang yang kelakuannya baik, maka kita akan ikut jadi orang yang baik. Sebaliknya, kalau kita berteman dengan orang yang tidak baik, maka kita akan ikut jadi orang yang tidak baik pula.
Dalam ilmu sosiologi, ada sebuah teori bernama Teori Asosiasi Diferensial yang dikemukakan oleh sosiolog Edwin H. Sutherland. Teori ini membicarakan jika ada anggota baru dalam suatu kelompok atau pergaulan, maka anggota baru itu akan ikut terpengaruh oleh kehidupan sosial yang ada dalam pergaulan atau kelompok tersebut. Kaitannya dengan lingkungan adalah kita mungkin sudah tinggal dalam pergaulan yang secara tidak langsung telah membuat kita menjadi orang yang cuek.
Banyak penelitian yang membicarakan mengenai pengaruh kerusakan lingkungan bagi umat manusia. Salah satunya laporan penelitian yang ditulis oleh Christopher Wolf dkk. berjudul "Global estimates of mammalian mortality and human consumption in terrestrial ecosystems" yang terbit tahun 2021 di Conversation Biology. Penelitian ini membicarakan bahwa kegiatan manusia yang tidak etis akan memberikan ancaman bagi keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Oleh karena itu, yuk, kita sadarkan diri kita untuk bisa tinggal selaras dengan alam. Apakah kalian mau anak cucu kalian merasakan susahnya tinggal di Bumi yang sudah gersang?