Rangkaian kematian tragis yang dikenal sebagai pembunuhan Chicago Tylenol dimulai pada tanggal 29 September 1982, ketika seorang gadis berusia 12 tahun mengeluh gejala pilek, lalu diberi satu kapsul Tylenol, dan meninggal segera setelah itu. Korban berikutnya adalah seorang pekerja pos berusia 27 tahun, yang meninggal karena serangan jantung akibat kapsul Tylenol. Setelah kematiannya, dua saudaranya yang juga mengkonsumsi Tylenol untuk mengobati sakit kepala - juga meninggal. Secara keseluruhan, tujuh orang meninggal karena mengonsumsi Tylenol yang telah dicampur dengan sianida. Sekitar 31 juta botol Tylenol ditarik kembali, namun ada lebih banyak botol beracun yang ditemukan, dan beberapa insiden yang sama muncul selama dekade berikutnya.
Menurut PBS, orang yang meracuni obat ini tidak pernah ditemukan. Namun kejadian tersebut memang memiliki dampak jangka panjang pada dunia farmasi. Produsen Tylenol Johnson & Johnson bekerja sama dengan FDA untuk membuat kemasan baru yang lebih ketat, jadi jika ada yang membuka atau menusuk segel pada botol, akan terlihat dengan jelas. Mereka juga mendesain ulang pil itu sendiri, menjadi bentuk yang tidak bisa dibuka, dirusak, dan dipasang kembali. Setelah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS untuk mendesain ulang, obat-obatan tersebut dibuat jauh lebih aman.
Kasus keracunan bukanlah hal yang baru, bahkan racun memang sudah digunakan ribuan tahun yang lalu untuk hal-hal jahat. Semoga kasus keracunan ekstrem tersebut tak pernah terjadi lagi, ya.