Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perayaan dan Tradisi Paling Aneh di Dunia
Ilustrasi tradisi dan perayaan paling aneh di dunia (commons.wikimedia.org/Dan Lundberg)

Intinya sih...

  • La tomatina di Spanyol adalah pesta perang tomat terbesar di dunia yang membantu petani mengurangi limbah pertanian.

  • Kanamara matsuri di Jepang adalah festival penis besi yang juga menjadi kampanye kesehatan seksual dan edukasi HIV/AIDS.

  • Hadaka matsuri di Jepara adalah 'festival telanjang' yang mencerminkan konsep 'kegigihan dan penyucian diri' dalam kepercayaan Shinto.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia ini bukan cuma dihuni oleh budaya populer yang sering kita lihat di film atau media sosial. Di balik festival besar seperti Halloween di Amerika atau Holi di India, ternyata masih ada puluhan perayaan unik dan tradisi nyeleneh yang jarang diketahui banyak orang. Bahkan, sebagian di antaranya terdengar mustahil kalau tidak benar-benar ada dokumentasi nyata.

Dari pesta lempar tomat, kontes kecantikan pria di Afrika, hingga perang bola api di El Salvador, semua ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya ekspresi budaya manusia. Ada yang lahir dari mitos, ada yang bersumber dari kepercayaan religius, ada juga yang murni untuk bersenang-senang. Yuk, kita telusuri satu per satu tradisi paling aneh ini!

1. La tomatina di Spanyol

Ilustrasi perayaan la tomatina di Spanyol (flickr.com/Kuba Abramowicz)

La tomatina adalah pesta perang tomat terbesar di dunia yang digelar setiap Rabu terakhir bulan Agustus di Buñol, Spanyol. Ribuan orang berkumpul dan saling lempar tomat busuk hingga jalanan berubah jadi lautan merah. Menurut laporan BBC World Service, tradisi ini pertama kali terjadi pada 1945 karena keributan anak muda, lalu berkembang jadi festival resmi.

Meski terkesan hanya buang-buang makanan, pemerintah Spanyol menjelaskan bahwa tomat yang digunakan adalah tomat sisa panen yang tidak layak jual. Jadi, festival ini sekaligus membantu petani mengurangi limbah pertanian—dilansir dari laman Smithsonian Magazine.

Kini, la tomatina menjadi daya tarik wisata internasional. Ribuan turis dari berbagai negara rela datang ke Buñol hanya untuk ikut ‘bertempur’ dalam perang tomat yang berlangsung kurang lebih satu jam.

2. Kanamara matsuri di Jepang

Ilustrasi perayaan kanamara matsuri di Jepang (commons.wikimedia.org/stealth3327)

Festival ini digelar setiap musim semi di Kawasaki, Jepang, dan dikenal dengan nama ‘festival penis besi’. Simbol phallus raksasa diarak keliling kota, dijadikan permen, bahkan dibuat patung es. Menurut Japan Times, tradisi ini berakar dari doa kesuburan dan perlindungan dari penyakit kelamin.

Sejarahnya bermula dari legenda tentang roh jahat yang bersembunyi di dalam vagina seorang perempuan dan menggigit alat kelamin pria. Untuk mengusir roh tersebut, dibuatlah patung penis besi sebagai ‘penyelamat’—dilansir dari Atlas Obscura.

Sementara, menurut Vice, festival ini bukan hanya soal ritual religius, tapi juga kampanye kesehatan seksual dan edukasi HIV/AIDS. Bahkan, banyak turis yang datang karena keunikannya yang langka ditemui di belahan dunia lain.

3. Hadaka matsuri di Jepara

Ilustrasi festival hadaka matsuri di Jepang (commons.wikimedia.org/Mystyslav Chernov)

Hadaka matsuri atau ‘festival telanjang’ diadakan setiap bulan Februari di Okayama. Ribuan pria hanya mengenakan cawat putih (fundoshi) dan berebut batang kayu suci (shingi) yang dilemparkan biksu. Pemenang diyakini akan mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun—dilansir dari CNN Travel.

Sedangkan menurut laman Nippon, tradisi ini sudah berlangsung selama 500 tahun. Menurut peneliti budaya Jepang, festival ini mencerminkan konsep ‘kegigihan dan penyucian diri’ dalam kepercayaan Shinto.

Meskipun cuaca sangat dingin, ribuan orang tetap berpartisipasi. Banyak turis mancanegara datang untuk menyaksikan kegilaan penuh energi ini, membuatnya jadi salah satu festival paling ekstrem di Jepang.

4. Cheese rolling di Inggris

Ilustrasi cheese rooling festival di Cooper's Hill (commons.wikimedia.org/Dave Farrance)

Di Cooper’s Hill, Gloucestershire, Inggris, ada festival tahunan di mana orang-orang berlari menuruni bukit curam untuk mengejar roda keju raksasa. Keju itu bisa melaju hingga 112 km/jam, membuat para peserta sering terjatuh dan terluka parah—dilansir dari situs resmi BBC.

Asal-usul festival ini masih misterius, tapi diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15 sebagai bentuk ritual panen.

Meski dianggap berbahaya, festival ini terus berlangsung setiap tahun dan menarik ribuan penonton. Bahkan ada dokumenter Netflix berjudul We Are the Champions yang membahas kegilaan lomba ini.

5. Gerewol festival di Nigeria

Ilustrasi gerewol kontes ketampanan pria di Nigeria (commons.wikimedia.org/Dan Lundberg)

Suku Wodaabe di Nigeria punya tradisi unik bernama gerewol. Dalam festival ini, para pria berdandan dengan make-up mencolok, memperlihatkan gigi putih mereka, dan menonjolkan mata yang lebar untuk menarik perhatian perempuan—dilansir dari kanal digital Africa Geographic.

Sedangkan menurut BBC News, para pria Wodaabe menari dalam barisan panjang sambil bernyanyi, berharap dipilih oleh perempuan sebagai pasangan—dengan kata lain juri ‘agung’ adalah para wanita dari suku tersebut. Festival ini berlangsung setelah musim hujan, saat suku-suku Wodaabe berkumpul.

Menurut antropolog, gerewol adalah ‘kontes kecantikan pria’ tertua di dunia. Tradisi ini menunjukkan bahwa standar kecantikan tidak selalu universal, melainkan sangat bergantung pada konteks budaya.

6. Day of the radishes di Meksiko

Ilustrasi day of the radishes atau perayaan malam lobak di Meksiko (flickr.com/Hans Proppe)

Berdasarkan lansiran Mexico News Daily, setiap 23 Desember, Kota Oaxaca di Meksiko mengadakan La Noche de Rábanos atau 'malam lobak'. Para peserta memahat lobak raksasa menjadi patung detail yang menggambarkan adegan religius maupun budaya lokal.

Selain itu, Smithsonian Magazine juga mencatat bahwa festival ini bermula pada abad ke-16 ketika para pedagang memahat lobak untuk menarik pelanggan di pasar. Lama-lama tradisi ini berkembang menjadi festival resmi yang didukung pemerintah kota.

Kini, perayaan tersebut menjadi salah satu daya tarik wisata natal di Meksiko, memperlihatkan kreativitas luar biasa masyarakat lokal dalam menggunakan bahan sederhana.

7. Thaipusam di India dan Malaysia

Ilustrasi perayaan thaipusam yang disertai aksi ekstrem di India (flickr.com/Simon Dando)

Thaipusam adalah perayaan umat Hindu Tamil yang diadakan di India dan Malaysia. Festival ini terkenal karena ritual ekstrem, seperti menusuk tubuh dengan besi, membawa beban bertatahkan jarum, hingga menarik kereta dengan kail yang ditancapkan di kulit—dilansir dari National Geographic.

Sementara, menurut BBC, ritual ini dilakukan sebagai bentuk penebusan dosa, rasa syukur, dan pengabdian spiritual kepada Dewa Murugan. Meski terlihat menakutkan, banyak peserta mengaku tidak merasakan sakit berkat kondisi trance.

Di Malaysia, festival Thaipusam di Batu Caves Kuala Lumpur menjadi salah satu acara keagamaan terbesar, dihadiri jutaan peziarah setiap tahunnya.

8. Monkey buffet festival di Thailand

Ilustrasi monkey buffet festival di Thailand (commons.wikimedia.org/Mr.Peerapong Prasutr)

Di Lopburi, Thailand, ratusan monyet dijamu dengan pesta buah, sayuran, hingga minuman ringan. Festival ini diadakan setiap November untuk menghormati Dewa Hanuman sekaligus menarik wisatawan—dilansir dari CNN Travel.

Menurut legenda, monyet dianggap sebagai penjaga kota Lopburi. Memberi mereka jamuan adalah bentuk rasa syukur masyarakat.

Kini festival ini juga menjadi ajang promosi pariwisata Thailand, dengan ribuan turis datang menyaksikan monyet berebut makanan dalam pemandangan yang lucu sekaligus kacau.

9. Festival bolas de fuego di El Salvador

Ilustrasi bolas de fuego di Nejapa El Salvador (flickr.com/Justin Klubnik)

Menurut Reuters, festival ‘bola api’ ini diadakan setiap 31 Agustus di Nejapa, El Salvador. Peserta saling melempar bola api yang terbuat dari kain, bensin, dan api menyala. Tradisi ini memperingati letusan gunung berapi San Salvador pada abad ke-17.

Meskipun berbahaya, festival ini tetap digelar setiap tahun dengan pengamanan ketat. Para peserta bahkan menganggapnya sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah kota mereka—dilansir dari BBC News.

Bagi wisatawan, ini adalah salah satu festival paling ekstrem di dunia, menunjukkan bagaimana masyarakat bisa mengubah tragedi alam menjadi ritual kolektif.

10. Festival takanakuy di Peru

Ilustrasi festival takanakuy di Peru (flickr.com/Mídia NINJA)

Di Desa Chumbivilcas, Peru, masyarakat punya tradisi unik menjelang natal bernama takanakuy. Warga secara sukarela bertarung satu lawan satu di lapangan terbuka untuk menyelesaikan dendam atau perselisihan—dilansir dari CNN World.

Setelah pertarungan selesai, para peserta saling berpelukan dan berdamai. Menurut antropolog di laman Mint, tradisi ini dianggap sebagai cara menjaga harmoni sosial dengan ‘melampiaskan amarah’ sebelum tahun baru.

Bagi orang luar, tradisi ini terlihat brutal, tapi bagi masyarakat lokal, takanakuy adalah simbol keadilan rakyat dan rekonsiliasi.

Perayaan dan tradisi di atas membuktikan bahwa manusia bisa mengekspresikan iman, syukur, maupun sekadar kegembiraan dengan cara yang luar biasa unik. Dari perang tomat, festival penis besi, hingga jamuan monyet, semuanya memperlihatkan kekayaan imajinasi budaya yang sulit ditemukan di era globalisasi.

Apa yang bagi orang luar tampak aneh, bahkan berbahaya, justru punya makna dalam bagi masyarakat yang merayakannya. Inilah keindahan kebudayaan: ia menolak untuk seragam, selalu menghadirkan kejutan, dan terus mengingatkan kita bahwa dunia ini lebih luas daripada sekadar tradisi yang kita kenal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team