Dikatakan bahwa Hitler terobsesi dengan peninggalan, teks-teks dan filosofi kuno, dan bahwa ia mengerahkan upaya ekstra untuk membawa benda-benda kuno yang sangat sakral seperti Cawan Suci, Tabut Perjanjian, dan Tombak Takdir.
Namun Heinrich Himmler lah yang memulai pencarian akan warisan leluhur bangsa Jerman lewat Ahnenerbe, kelompok yang terdiri dari para sarjana dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu akademik. Alasan kelompok ini dibentuk adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang ras Arya yang diyakini Himmler dulunya adalah penduduk Atlantis.
Tak hanya itu, Himmler juga mengklaim bahwa orang yang selamat dari bencana Atlantis telah melarikan diri ke utara, dan bahwa orang Jerman sejati adalah keturunan dari ras ini (Nordik). Secara pribadi, Himmler merasa bahwa bukti ini akan membuka jalan baginya untuk membangun agama Arya baru yang akan menggantikan agama Kristen.
Di bawah arahan Himmler, Ahnenerbe menjelajahi wilayah di seluruh dunia, termasuk Skotlandia, Islandia, Prancis, Afrika Utara, dan India. Lewat penelitiannya, Himmler percaya bahwa ia akan menemukan bukti bahwa orang-orang Tibet adalah keturunan asli dari bangsa Arya.
Ia pun melakukan ekspedisi ke Tibet pada tahun 1939, mengamati penduduk setempat dan melakukan prosedur aneh seperti mengukur kepala seseorang untuk menentukan ras mereka yang sebenarnya.
Setelahnya, Himmler kembali ke Jerman dan merasa puas karena ia telah membuktikan teorinya. Ia merasa yakin bahwa keturunan ras Arya telah melemah karena sudah bercampur dengan penduduk asli Tibet.