Ketika pengungsi Yahudi datang ke Amerika Serikat selama Perang Dunia II, sejarah diingatkan kembali dengan nama-nama terkenal seperti Albert Einstein, Enrico Fermi, dan Hannah Arendt. Namun, mereka bukan satu-satunya intelektual yang berusaha melarikan diri dari Eropa yang didominasi Nazi. Ratusan sarjana dan profesor lain juga melakukannya.
Di antara mereka ada beberapa ilmuwan perempuan berkualifikasi tinggi yang mencari universitas-universitas di Amerika untuk menemukan tempat yang aman agar dapat mengejar karier mereka. Terlepas dari prestasi akademis, mereka harus menghadapi banyak rintangan untuk mengungsi ke AS.
Terperangkap di antara undang-undang antisemitisme di negara mereka dan kesulitan mendapatkan visa ke AS, ini bukan hanya tentang mendapatkan pekerjaan, melainkan juga masalah hidup dan mati. Beberapa dari mereka berhasil, yang lain sayangnya tidak. Berikut adalah kisah-kisah memukau dan memilukan dari para pengungsi ilmuwan perempuan selama Perang Dunia II untuk bertahan hidup.