Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Jurnalisme Kuning (publicdomainreview.org)

Pada akhir tahun 1890-an, manusia mulai mendeskripsikan berita tertentu. Seringkali, dengan tajuk utama yang mencolok dan sensasional, cerita-cerita itu dibesar-besarkan. Disebut sebagai "jurnalisme kuning", jurnalisme ini muncul karena dua penerbit surat kabar di New York City yang saling bersaing. 

Karena pemberitaannya sering kali sembrono dan tidak berdasar, maka istilah tersebut mencuat untuk menggambarkan "pelaporan yang tidak bertanggung jawab". Jurnalisme kuning juga bukan fenomena Amerika Serikat saja, lho. Nah, inilah sejarah tentang jurnalisme kuning.

1. Apa itu Jurnalisme Kuning?

Jurnalisme kuning sering dikenali oleh beberapa faktor penentu. Frank Luther Mott, seorang sejarawan media, mencatat bahwa jurnalisme kuning sering kali menggunakan banyak gambar yang tidak penting, wawancara palsu, dan headline yang keras. Menurut Yellow Journalism oleh W. Joseph Campbell, banyak dari jurnalisme kuning ini, "bertahan lama pada pers Amerika" dan masih dapat dikenali dalam jurnalisme modern. 

Namun, Campbell juga mencatat bahwa jurnalisme kuning tidak selalu "identik dengan sensasionalisme". Untuk mempromosikan diri dan menarik perhatian, surat kabar juga sering melawan korupsi dan monopoli.

Campbell sendiri mencatat bahwa ini menghasilkan berbagai investigasi, serta berbagai topik yang menjadi halaman depan. Penerbit juga bereksperimen dengan desain tata letak dan menyertakan berbagai ilustrasi mulai dari peta hingga foto.

Istilah ini diciptakan oleh editor New York Press Ervin Wardman, yang mencetuskan istilah "new journalism" dan "nude journalism". Namun pada Januari 1897, ia menggantinya dengan "yellow-kid journalism", yang kemudian disingkat menjadi "jurnalisme kuning" yang dikenal sekarang.

2. Apa yang mencetuskan Jurnalisme Kuning?

Editorial Team

Tonton lebih seru di