Potret Wilfred Owen, dalam kumpulan puisinya dari tahun 1920. (commons.wikimedia.org/Unknown author)
Penyair Inggris Wilfred Owen menulis beberapa puisi terbaik tentang perang. Puisi Owen menggambarkan betapa buruknya perang parit, dan telah mengubah cara pandang banyak orang tentang Perang Dunia I saat itu.
Cedera akibat tembakan senapan mesin, serangan gas beracun, dan penembakan diceritakan oleh Owen, dan dijelaskan berdasarkan pengalamannya langsung, ia menjadi seorang prajurit yang bertempur di parit-parit, dan melihat rekan-rekan infanterinya tewas di sekelilingnya.
Pada tahun 1917, Owen dirawat di rumah sakit di Skotlandia setelah mengalami sakit kepala parah akibat shock shell (sindrom gangguan syaraf). Dia juga mengalami gagap akibat traumanya. Tahun itu, ia bertemu penyair Siegfried Sassoon, yang membantu Owen berkembang sebagai penyair dan membantunya menerbitkan karyanya.
Namun, tahun berikutnya, Owen kembali ke parit sebagai komandan. Dia terbunuh hanya seminggu sebelum gencatan senjata. Selama hidupnya, hanya lima puisi Owen yang diterbitkan, tetapi reputasinya tumbuh secara anumerta. Puisi-puisinya yang paling terkenal seperti "Dulce E Decorum Est" dan "The Sentry" — menjadi beberapa kisah paling mendalam dan mengharukan tentang kengerian perang dan kematian.
Takdir kehidupan memang tidak bisa ditebak atau diterima oleh seseorang, kematian menjadi satu hal yang pasti bagi setiap orang. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana seseorang akan mati, seperti yang dialami penyair-penyair yang telah kita bahas di atas.