3 Fakta Ilmiah Kereta Maglev, Kereta Tercepat Dunia

Transportasi darat telah mengalami evolusi yang sangat cepat menuju kehidupan yang lebih efektif dan efisien. Kereta Maglev menjadi perwujudan evolusi tersebut yang memungkinkan perjalanan darat dengan waktu tempuh menyerupai pesawat terbang. Dilansir U.S. Department of Energy, kereta Maglev dapat menempuh jarak dari New York ke Los Angeles, tepatnya 4 ribuan kilometer, hanya dalam waktu kurang dari 7 jam perjalanan.
Kereta Maglev pertama kali beroperasi secara komersial pada tahun 2004 di Shanghai, China. Kereta Maglev berbeda dengan kereta konvensional yang menggunakan roda baja untuk bergerak. Kereta Maglev atau magnetic levitation merupakan kereta yang bergerak secara melayang dengan memanfaatkan medan magnet.
Selain itu, pengoperasian dan pemeliharaan kereta Maglev lebih murah karena tidak adanya gesekan dengan rel yang berarti komponen-komponennya tidak cepat aus (seperti misalnya roda pada kereta konvensional). Akibatnya, suku cadang tidak harus terus-menerus diganti, sehingga akan lebih sedikit material yang digunakan untuk mengoperasikannya.
Kereta Maglev tak hanya sebuah terobosan baru di dunia transportasi darat dunia, tetapi juga merupakan terobosan dalam bidang teknik dan rekayasa. Lalu, bagaimana sains berperan dalam perkembangan kereta Maglev? Simak fakta-faktanya!
1. Kereta Maglev melayang akibat fenomena levitasi magnetik
Fenomena levitasi magnetik merupakan peristiwa ketika objek dapat melayang akibat keberadaan medan magnet di sekitarnya. Fenomena ini dapat terjadi karena gaya magnet yang timbul digunakan untuk melawan atau meredam gaya gravitasi yang dialami.
Teknologi levitasi magnetik pertama kali diajukan oleh insinyur Amerika, Emile Bachelet, pada awal tahun 1910-an. Namun sebelum itu, Robert Goddard, profesor berkebangsaan Amerika, telah menulis penelitiannya yang menjelaskan gagasan levitasi magnetik pada tahun 1904.
Secara umum, kereta Maglev memanfaatkan fenomena levitasi magnetik, meskipun metode yang digunakan untuk mencapai fenomena tersebut berbeda-beda. Terdapat dua metode yang lazim digunakan pada kereta Maglev, yaitu Electromagnetic Suspension (EMS) dan Electrodynamic Suspension (EDS).
Electromagnetic Suspension (EMS) menggunakan gaya tarik-menarik antara magnet yang berada di sisi-sisi dan bawah kereta dengan magnet yang berada di jalur atau guideway untuk membuat kereta melayang. Daya tarik magnet yang terdapat pada bagian bawah kereta membungkus rel guideway sehingga menjaga posisi kereta sekitar 1,3 cm di atasnya.
Electrodynamic Suspension (EDS) menggunakan induksi elektromagnetik (sesuai hukum Faraday) yang dihasilkan ketika kereta melaju hingga 100 km/jam sehingga mampu mengangkatnya hingga 10 cm di atas guideway. EDS saat ini sedang dikembangkan dalam proyek SCMaglev, kereta Maglev yang dibuat oleh perusahaan kereta Jepang. Selama uji coba, SCMaglev mampu mencapai kecepatan hingga 600 km/jam yang menjadikannya kereta tercepat di dunia.