Teori tentang dunia paralel atau multiverse telah lama menjadi diskursus di kalangan ilmuwan dan penggemar sains fiksi. Apalagi jika kamu penggemar produk budaya pop seperti film dan komik. Film-film science fiction atau superhero seperti Marvel telah banyak mengadopsi teori dunia paralel ini.
Teori ini berdalih bahwa alam semesta dan realitas yang kita tinggali bukanlah satu-satunya, melainkan ada realitas lain yang berjalan bersamaan. Meskipun tidak ada bukti empiris, sejumlah ilmuwan terus mengembangkan temuan-temuan mereka lewat berbagai teori. Mari kita bahas beberapa teori tentang dunia paralel yang telah dikembangkan dan tantangannya untuk masa depan.
3 Fakta Multiverse di Dalam Film Marvel, Apakah Bisa Terjadi?

Intinya sih...
- Teori inflasi menyatakan alam semesta mengalami ekspansi cepat setelah Big Bang, menciptakan gelembung-gelembung alam semesta dengan karakteristik berbeda.
- Keterbatasan observasi alam semesta lainnya menjadi tantangan utama untuk membuktikan keberadaan dunia paralel.
- Interpretasi Many-Worlds dalam mekanika kuantum menawarkan gagasan bahwa setiap keputusan menciptakan percabangan realitas, tetapi tidak bisa dibuktikan secara langsung.
1. Dunia paralel dalam kosmologi
Teori inflasi dalam kosmologi menyatakan bahwa setelah Big Bang terjadi, alam semesta mengalami ekspansi yang cepat dan terus berlanjut. Fenomena ini diyakini menciptakan gelembung-gelembung alam semesta yang masing-masing memiliki karakterisik yang berbeda. Lewat teori ini dapat disimpulkan bahwa dunia paralel bisa terdiri dari banyak alam semesta yang berjalan sendiri-sendiri tanpa saling terkoneksi. Meski masih bersifat spekulatif, konsep ini didukung oleh banyak fisikawan.
Salah satu tantangan utama untuk membuktikan teori ini adalah keterbatasan dalam mengobservasi alam semesta lainnya. Para ilmuwan mencoba mencari jejak multiverse melalui pola anomali dalam radiasi latar belakang kosmik, yang merupakan sisa pancaran dari Big Bang.
Roger Penrose dan timnya, mengklaim menemukan pola-pola lingkaran dalam latar belakang kosmik yang bisa menjadi bukti adanya tubrukan antar alam semesta. Namun, klaim ini masih diperdebatkan karena data yang ada belum cukup meyakinkan. Meski masih dalam perdebatan, model ini tetap menjadi topik penelitian yang diandalkan dengan harapan bahwa kemajuan dalam observasi astrofisika akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang dunia paralel di masa depan.
2. Interpretasi many-worlds dalam mekanika kuantum
Dalam mekanika kuantum, interpretasi Many-Worlds yang dikemukakan oleh Hugh Everett III pada tahun 1957 menawarkan gagasan bahwa setiap keputusan atau interaksi kuantum menciptakan percabangan realitas. Dengan kata lain, semua kemungkinan hasil dari suatu peristiwa benar-benar terjadi, tetapi di alam semesta yang berbeda. Jika seseorang melempar koin, di satu dunia hasilnya adalah kepala, sementara di dunia lain hasilnya adalah ekor. Konsep ini mencoba menjelaskan beberapa paradoks, seperti paradoks kucing Schrödinger, bahwa partikel-partikel kecil dapat berada dalam dua keadaan sekaligus.
Ya, fisika kuantum memang terdengar aneh sekaligus menarik. Aturan kuantum mengatur cara dunia bekerja hingga pada tingkat atom dan partikel sub-atom. Meskipun terdengar menarik, interpretasi many-worlds tidak bisa dibuktikan secara langsung karena kita masih belum bisa berinteraksi dengan dunia paralel tersebut. Beberapa ilmuwan cenderung menganggap model ini sebagai bagian dari ilmu matematika dari pada sebuah realitas fisik. Namun, interpretasi many-worlds tetap menjadi alternatif yang kuat dibandingkan interpretasi lain dalam mekanika kuantum.
3. Tantangan untuk membuktikan eksistensi dunia paralel
Keterbatasan teknologi adalah tantangan terbesar untuk membuktikan keberadaan dunia paralel. Jika dunia paralel benar-benar ada, maka kita membutuhkan cara untuk mendeteksi dan mengamatinya secara empiris. Beberapa ilmuwan berusaha mencari tanda-tanda interaksi antara alam semesta kita dengan dunia lain melalui studi anomali gravitasi seperti yang kita lihat di film Interstellar. Meski sejauh ini belum ada bukti konkret yang dapat memvalidasi keberadaan dunia paralel tersebut.
Selain keterbatasan teknologi, konsep dunia paralel juga menghadapi kendala dalam hal teori. Banyak teori tentang dunia paralel yang masih bertumpu pada asumsi dan belum teruji secara langsung. Para fisikawan berharap di masa depan nanti, perkembangan teknologi memungkinkan mereka untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi. Jika dunia paralel memang benar adanya, selamanya hal itu akan mengubah cara kita memahami realitas dan eksistensi kita sebagai manusia.
Konsep bahwa ada banyak versi diri kita di alam semesta lain akan memberikan dampak besar pada ilmu filsafat, agama, maupun sains. Kita akan mempertanyakan tentang konsep determinisme dan kehendak bebas. Hal ini juga membuka kemungkinan manusia untuk mengeksplorasi realitas alternatif dalam ranah spiritual. Meski hingga saat ini, pembuktian tentang dunia paralel dan berbagai teknologinya masih dalam seputar wacana budaya pop, seperti film maupun komik saja, tetapi setidaknya kita berhak untuk percaya bahwa alam semesta masih menyimpan berjuta misteri.