Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wilhelm Röntgen dan foto x-ray tangan istrinya

Nobel Fisika merupakan penghargaan yang diberikan kepada individu atau kelompok yang telah berkontribusi lewat penemuannya dalam bidang fisika dan dinilai membawa pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ilmu. Nobel fisika ialah salah satu dari enam penghargaan Nobel yang diberikan setiap tahunnya. Adapun penerima Nobel Fisika dipilih oleh Royal Swedish Academy of Science atau Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia.

Penerima Nobel fisika pertama adalah Wilhelm Röntgen atas penemuan sinar Röntgen. Adapun penerima Nobel fisika tahun 2023 adalah Pierre Agostini, Ferenc Krausz, dan Anne L'Huillier. Mereka dianugerahi Nobel karena keberhasilannya dalam menemukan metode untuk menghasilkan attosecond pulse atau pulsa/detak dengan besar yang hanya attosecond (10^-18 detik). Penemuan ini memudahkan ilmuwan untuk bisa mempelajari perilaku partikel yang sangat kecil misalnya elektron. Berikut ini dibahas tiga penemuan dari sekian banyak yang dinilai membawa dampak besar terhadap perkembangan ilmu sains.

1. Efek fotolistrik Albert Einstein (1921)

Albert Einstein ketika mendapatkan Nobel (sumber: razvanchioreangallery)

Albert Einstein, sang ilmuwan kelahiran Jerman ini terkenal dengan teori relativitasnya. Meskipun begitu, satu-satunya penghargaan Nobel yang dimilikinya bukan karena penemuan itu, melainkan dari penelitiannya tentang fenomena fotolistrik. Fotolistrik dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

  1. Ketika lempengan logam disinari cahaya, atom dalam logam menyerap energi secara penuh.
  2. Energi yang diserap ditransfer ke elektron dalam atom.
  3. Jika energi ini lebih besar dari energi ikat elektron, elektron dapat terlepas dari atom.
  4. Elektron yang terlepas dapat menghasilkan arus listrik.

Artinya, proses terjadinya efek fotolistik ini bergantung pada energi cahaya, yang mana energi cahaya berkaitan dengan jenis cahaya yang digunakan, bukan tingkat kecerahan/intensitas. Hal ini merupakan penyimpangan dari fisika klasik yang menyatakan bahwa peningkatan intensitas cahaya (kecerahan) akan meningkatkan energi dan jumlah elektron yang dipancarkan. Hasil ini membawa pengaruh besar pada perkembangan fisika modern/kuantum.

2. Model atom Niels Bohr (1922)

Editorial Team

Tonton lebih seru di