potret harimau sumatra dewasa di kebun binatang (commons.wikimedia.org/Monika Betley)
Terakhir, ada harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang nasibnya sedikit lebih mujur dari kedua saudaranya. Saat ini, harimau sumatra jadi subspesies harimau paling kecil di dunia. Bobotnya sekitar 90—136 kg dengan panjang maksimal 243 cm. Warna jingga pada bulunya cenderung gelap dan garis hitamnya saling berdekatan. Di habitat alaminya, harimau sumatra diketahui bisa bergerak hingga 28 km demi mencari makan.
Kini, harimau sumatra sudah menjadi hewan yang terancam punah. Diketahui kalau populasi mereka di alam liar sekitar 400—600 individu. Dilansir National Geographic, akibat perburuan liar dan hilangnya habitat akibat pembukaan perkebunan sawit, saat ini harimau sumatra hanya bisa hidup di wilayah hutan lindung. Mereka diawasi secara ketat agar berkonflik dengan manusia sekaligus tidak diburu.
Demi membantu konservasi dan pemulihan populasi harimau sumatra, pemerintah tak hanya mengandalkan kontrol langsung di lapangan. Sejumlah peraturan perundang-undangan sudah diterbitkan sebagai ancaman bagi siapa saja yang memburu hewan yang dilindungi ini.
Bahkan, ada pula fatwa tentang perburuan liar terhadap kucing besar ini dalam Fatwa MUI Pusat Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pelestarian Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem. Dalam fatwa tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharamkan perburuan hewan terancam punah, termasuk harimau sumatra, demi menjaga kelestarian mereka di alam.
Dari ketiga subspesies harimau yang pernah menjelajah pulau di Indonesia, sayangnya kini hanya tersisa harimau sumatra saja. Dengan jumlahnya yang terus menurun, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat kita juga harus berpisah dengan predator menawan ini. Akan tetapi, kita perlu berdoa dan berusaha agar si belang yang gagah ini bisa tetap eksis di alam Indonesia agar anak-cucu kita bisa tahu kalau Indonesia jadi rumah bagi predator hebat seperti harimau ini, ya!