ilustrasi orang-orang makan bersama (pixabay.com/vivienviv0)
Penulis yang juga guru besar Gizi dan Makanan dari California State University at LA, Margaret McWilliams, dalam "Food" (The World Book Encyclopedia Vol. 7), menyatakan kalau setiap orang pada dasarnya akan mengembangkan sendiri kecenderungan, pilihan, dan penilaiannya masing-masing terhadap makanan.
Sama seperti seorang pendukung klub sepak bola yang akan mengenakan berbagai macam atribut untuk menunjukkan loyalitasnya terhadap klub tersebut, kita juga biasanya akan mempertahankan kegemaran kita akan makanan tertentu yang menghubungkan kita dengan agama dan latar belakang etnis kita. Atau bisa pula yang berkaitan dengan simbol-simbol, memori, asosiasi, dan rasa tertentu. Bahkan kondisi budaya dan sosial di sekitar kita juga mampu memengaruhi cara pandang kita akan makanan.
Setelah kita memahami faktor atau alasan ilmiah yang memengaruhi makanan yang kita suka, yang kita makan, dan cara kita memakannya, Elizabeth R. Lombardo, penulis A Happy You, mengatakan bahwa kita dapat mengusahakan bagaimana agar setiap pengalaman baru dengan makanan menjadi menyenangkan. Menurut Lombardo, yang terpenting adalah mengizinkan diri kita sendiri untuk menikmati apa yang ada di piring kita. Toh, sebagai orang dewasa, kita sudah mengerti perlunya proporsi makan yang seimbang. Jadi, sebesar apa pun kegemaran kita akan makanan tertentu, kita sudah bisa mengira-ngira batasannya.