Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kucing (unsplash.com/Michael Sum)
ilustrasi kucing (unsplash.com/Michael Sum)

Mensterilkan kucing bukan hanya sebagai opsi untuk mengontrol populasi hewan, namun juga merupakan langkah penting dalam memastikan kesehatan dan kesejahteraan mereka dalam jangka panjang. Banyak pemilik kucing yang tidak memahami pentingnya mensterilkan hewan peliharaan, sehingga bisa membawa konsekuensi tersendiri dalam hal perilaku, medis, atau pun sosial yang cukup berbahaya.

Kucing yang tidak disteril ternyata bisa mengalami berbagai masalah kesehatan, bahkan berubah menjadi agresif dan berisiko menularkan atau tertular penyakit dari kucing liar lainnya. Oleh sebab itu, penting sekali bagi pemilik kucing untuk memahami risiko berikut ini yang mungkin timbul agar bisa segera mengambil keputusan terbaik untuk hewan kesayangan.

1. Risiko penyakit reproduksi

ilustrasi kucing (unsplash.com/Marko Blažević)

Kucing yang tidak disterior memiliki risiko tinggi untuk mengalami gangguan sistem reproduksi, seperti infeksi rahim pada betina atau kanker testis pada jantan. Penyakit-penyakit tersebut yang biasanya muncul tanpa gejala awal yang terlihat, sehingga bisa membawa akibat fatal apabila tidak segera ditangani dengan baik.

Kucing yang aktif berkembang biak akan mengalami adanya perubahan hormon secara signifikan dan berkepanjangan, sehingga dapat memperburuk kondisi kesehatan yang dialaminya. Oleh sebab itu, sterilisasi menjadi langkah preventif untuk mencegah masalah yang lebih serius muncul di kemudian hari.

2. Perilaku teritorial dan agresif

ilustrasi kucing (unsplash.com/Yerlin Matu)

Kucing yang tidak disteril biasanya akan menunjukkan perilaku teritorial yang cukup ekstrem, seperti menyemprotkan urine ke berbagai sudut rumah atau bahkan terlibat perkelahian dengan kucing lainnya. Perilaku tersebut bisa menjadi masalah tersendiri bagi pemilik, khususnya apabila berada di dalam lingkungan rumah yang tertutup dan juga padat.

Hormon reproduksi yang terus aktif ternyata dapat memicu adanya agresivitas yang meningkat, entah itu terhadap kucing lain atau pun manusia. Dengan mensterilkan kucing terlebih dahulu, maka tingkat hormon dapat ditekan, sehingga perilaku kucing pun jadi lebih steril dan jinak.

3. Risiko kehamilan yang tidak diinginkan

ilustrasi kucing (unsplash.com/A S)

Kucing betina yang tidak disteril ternyata akan sangat mudah hamil, bahkan pada saat usianya masih muda, sehingga bisa memicu kelebihan populasi kucing liar. Kehamilan secara berulang tanpa adanya kontrol justru bisa meningkatkan risiko komplikasi yang serius pada masa persalinan atau pun pasca persalinan.

Tidak jarang anak-anak kucing yang lahir justru tidak memperoleh perawatan yang layak dan pada akhirnya ditelantarkan, sehingga bisa memperburuk masalah sosial hewan liar yang ada di lingkungan sekitar. Sterilisasi setidaknya dapat membantu memutus siklus tersebut dan juga mengurangi beban sosial akibat populasi kucing yang terlalu berlebihan.

4. Penyebaran penyakit menular

ilustrasi kucing (unsplash.com/Tuna)

Kucing yang tidak disteril biasanya akan lebih sering berkeliaran dan berinteraksi dengan kucing liar lainnya, sehingga inilah yang dapat meningkatkan risiko penyakit menular. Penyakit-penyakit ini tentu sangat berbahaya sulit diobati, bahkan bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh yang signifikan.

Melalui perilaku kawin bebas, maka kucing bisa lebih rentan mengalami luka akibat perkelahian, sehingga bisa menjadi pintu masuk dari berbagai risiko infeksi. Melalui sterilisasi, maka perilaku keluyuran dan kerap dilakukan kucing bisa dihindari dan juga interaksi yang berlebih dapat diminimalisir.

Sterilisasi kucing bukan hanya soal mencegah kehamilan, namun juga merupakan bentuk tanggung jawab dari pemilik untuk memastikan kesejahteraannya. Oleh karena itu, pertimbangkan manfaat jangka panjang, sehingga sterilisasi semestinya dapat dijadikan sebagai prioritas dalam perawatan kucing. Sterilisasi bisa membawa perlindungan dan kenyamanan bagi kucing di masa mendatang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team