Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Entrudo Chocalheiro
Karnaval Podence (unsplash.com/Márcio Pêgo)

Intinya sih...

  • Revitalisasi tradisi kuno yang sempat hilang di tahun 1960-an

  • Karnaval meriah selama 4 hari berturut-turut setelah musim dingin

  • Sosok bertopeng caretos dengan nuansa magis menjadi daya tarik wisatawan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Negara di Eropa bagian barat daya, Portugal, punya tradisi tahunan yang unik tiap musim dingin usai. Tradisi tersebut diadakan di desa kecil dengan penduduk hanya 200 orang, Desa Podence. Tradisi ini diadakan dalam bentuk karnaval dan merupakan tradisi penting bagi warga Portugal. Antusias masyarakat untuk senantiasa melestarikan tradisi ini berhasil mengantarkan karnaval di Podence menjadi Warisan Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Karnaval ini disebut dengan Entrudo Chocalheiro atau juga disebut dengan Karnaval Podence.

Entrudo Chocalheiro sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Identik dengan sosok bertopeng dengan kostum berwarna merah, kuning, dan hijau. Kemeriahan karnaval ini menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Portugal. Selain kemeriahannya, ada juga fakta lain yang tidak kalah menarik. Yuk, cari tahu fakta Entrudo Chocalheiro dalam artikel berikut!

1. Perayaan yang sempat hilang, namun berhasil hidup kembali

Karnaval Podence (unsplash.com/Gui Machado)

Tradisi kuno yang ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu ini, ternyata pernah hilang pada masanya. Entrudo Chocalheiro sempat hilang akibat modernisasi di tahun 1960-an. Pecahnya peperangan Portugal di Afrika menyebabkan banyaknya pemuda yang melarikan diri dari Portugal untuk menghindari wajib militer. Selain itu, pada kisaran tahun 1960-an hingga 1970-an, Portugal mengalami kemunduran dan krisis pertanian. Revitalisasi merupakan proses untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali sesuatu yang sebelumnya hilang. Revitalisasi dilakukan terhadap karnaval meriah ini pada tahun 1981 melalui asosiasi budaya baru bernama Associação de Melhoramentos, Festas e Feiras yang artinya Asosiasi untuk Perbaikan Festival dan Pameran Podence.

Dorongan revitalisasi pertama ditunjukkan dengan adanya film dokumenter berjudul Máscaras yang rilis pada tahun 1976. Dimana sutradara Noémia menggambarkan beberapa dokumentasi tentang Entrudo Chocalheiro yang masih tersisa. Entrudo Chocalheiro berhasil hidup kembali juga berkat minat organisasi seperti Laboratório Colaborativo Montanhas de Investigação milik Dr. Patrícia Cordeiro yang memang memiliki tujuan untuk merevitalisasi warisan budaya Portugal. Revitalisasi ini dimulai pada tahu 2014 dan berpuncak saat Entrudo Chocalheiro dicantumkan dalam daftar Intangible Cultural Heritage pada tahun 2019 oleh UNESCO. Dan hingga saat ini, Entrudo Chocalheiro masih menjadi karnaval meriah yang rutin dilaksanakan.

2. Festival meriah selama 4 hari berturut-turut

Karnaval Podence (instagram.com/bbcnews)

Bukan sehari atau dua hari, Entrudo Chocalheiro dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut. Perayaan ini diadakan setelah musim dingin selesai dan beralih dengan kedatangan musim semi. Musim dingin yang panjang membuat masyarakat merasa perlu membebaskan diri dari belenggu suhu yang rendah tersebut. Maka dari itu, mereka mengadakan perayaan yang meriah sebagai simbol euforia setelah lepas dari musim dingin. Entrudo Chocalheiro dimulai pada hari Minggu dengan sebutan Domingo Gordo yang berarti 'Minggu gemuk'. Di hari itu, diadakan perayaan makan besar yang biasanya diisi dengan hidangan dari daging babi. Namun, yang paling menarik adalah diadakannya pernikahan fiktif. Pernikahan fiktif dilakukan dengan cara memilih pengantin secara acak dan pengantin terpilih tidak dapat menolak prosesi pernikahan tersebut.

Entrudo Chocalheiro berakhir pada hari Selasa yang disebut dengan Shrove Tuesday atau Selasa Pengakuan Dosa. Saat hari mulai gelap, bunyi gaita (alat musik tiup tradisional khas Portugal) memanggil para manusia bertopeng untuk berkumpul dan mengikuti pemain gaita menuju bukit kecil untuk melakukan prosesi Queima do Entrudo atau pembakaran manusia rotan. Biasanya, manusia rotan dibuat dari kayu, jerami, dan pakaian-pakaian bekas. Tidak jarang juga, manusia rotan dibentuk menyerupai simbol salib. Pembakaran tersebut menyiratkan maksud pengusiran hal-hal negatif yang ada selama musim dingin. Para manusia bertopeng akan melompat-lompat diantara kerumunan sambil membawa obor untuk dicelupkan ke lilin merah dan membakar manusia rotan. Shrove Tuesday juga dijadikan sebagai tanda berakhirnya karnaval Entrudo Chocalheiro sekaligus dimulainya Pra-paskah.

3. Nuansa magis tapi seru dibalik topeng caretos

Karnaval Podence (instagram.com/capptouring)

Yang paling menarik perhatian adalah adanya sosok bertopeng dengan kostum rumbai-rumbai selama festival Entrudo Chocalheiro berlangsung. Orang-orang yang memakai topeng tersebut dinamakan sebagai careto. Careto seakan menjadi ikon dari perayaan Entrudo Chocalheiro di Portugal. Biasanya, pria yang masih muda akan menjadi careto. Kostum yang ikonik ini merupakan onesie rumbai berbahan wol berwarna merah, kuning, dan hijau. Tidak lupa dengan topeng berahang persegi dan bersudut yang terbuat dari timah atau kulit dan dicat merah sehingga identitas para careto tidak dapat diketahui. Selain itu, kostum ini juga dilengkapi dengan kerincingan dan lonceng sapi kecil di bagian pinggang. Mereka berkeliling sambil memegang tongkat panjang yang terbuat dari kayu. Careto menjadi perwujudan magis sosok setan yang nakal dan menakutkan.

Saat festival berlangsung, careto tidak berjalan seperti layaknya manusia biasa. Mereka akan melompat dan berlarian sambil berteriak. Careto akan memilih perempuan secara acak dan melompat ke arah wanita tersebut sambil merangkul erat bahunya, bahkan menggoyangkan mereka dengan tarian yang menghentakkan pinggul. Tentu saja, wanita yang mereka pilih adalah wanita lajang, bukan matrafonas atau wanita yang sudah menikah. Tidak hanya pria muda dewasa, careto kini juga diterapkan dari masa kanak-kanak dengan kostum yang lebih mini. Hal ini ditujukan untuk mengenalkan tradisi careto sedari dini.

4. Jadi daya tarik wisatawan lokal maupun internasional

Karnaval Podence (unsplash.com/Gui Machado)

Karnaval Entrudo Chocalheiro tentunya akan menarik banyak wisatawan dengan berbagai rangkaian acara dan uniknya careto tersebut. Karnaval ini menarik seluruh warga Portugal beserta turis wisatawan asing untuk turut meramaikan selama 4 hari perayaan berlangsung. Bagi yang berminat untuk menonton, kalian bisa datang dan bersiap-siap ke Desa Podence sejak 6 minggu sebelum Hari Paskah dimulai. Jangan lupa untuk membawa jaket tebal karena suhu musim semi di Desa Podence bisa mencapai kurang dari 10C. Ditambah lagi, hujan datang diwaktu yang tidak disangka-sangka.

Karnaval ini telah menjadi ikon besar bagi Desa Podence sehingga menambah kepopuleran desa tersebut. Kostum yang unik, rangkaian acara yang panjang dan beragam berhasil menciptakan daya tarik yang tidak terelakkan. Kalau dekat-dekat hari Paskah tiba, jangan lupa buat siap-siap terbang ke Portugal, ya buat nontonin karnaval Entrudo Chocalheiro!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team