Tanaman verbena (commons.wikimedia.org/Cody Hough)
Dilansir Healthline, verbena memiliki 20 senyawa manfaat meliputi glikosida, triterpenoid dan minyak esensial membantu menghambat pertumbuhan tumor. Ini bekerja pada tikus di mana memberikan dosis tinggi sebesar 40 gram per kg yang menghambat pertumbuhan tumor terhadap sang hewan.
Masih pada tikus, glikosidanya dikenal sebgai cornin secara signifikan memperbaiki kerusakan otak setelah terkena stroke. Verbena memberikan energi dan suplai darah yang cukup ke otak sehingga meningkatkan fungsi pada stroke. Lanjutnya, ekstraknya pun dapat melindungi atas hilangnya neuron pada penyakit alzheimer.
Pada tikus menunjukkan melalui ekstraknya memiliki efek mengurangi kecemasan. Peneliti mengaitkan ini dengan kandungan flavonoid pada tanaman diketahui memilki khasiat untuk penenang. Pada hewan tersebut juga membantunya mengatasi timbulnya kejang.
Bagi hewan terutama tikus, penggunaan cornin dapat mengurangi kerusakan jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak memadai. Untuk hewan lainnya, ekstrak akar verbena dapat memperlambat frekuensi diare.
Selain itu juga dapat mengurangi toksisitas peptide beta amiloid. Verbena sejak lama digunakan sebagai obat tradisional untuk relaksan dan tonik saraf. Pada manusia, flavonoid dapat menghambat perlekatan bakteri pada inang dan menetralisir toksisitas terhadap sel manusia.
Penelitian menunjukkan terdapat 260 orang diberi infus herbal yang bermanfaat dalam penanganan radang gusi kronis maupun radang gusi. Orang Etiopia menggunakan daunnya untuk infeksi telinga, sedangkan akarnya untuk mengatasi radang amandel dan ascariasis.