Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
El Colacho
Tradisi El Colacho, Spanyol (commons.wikimedia.org/Celestebombin)

Intinya sih...

  • Pelompatnya adalah "Iblis" yang bertugas mengusir roh jahat

  • Tradisi ini telah bertahan sejak abad ke-17

  • Dirayakan setiap tahun di satu desa kecil di Spanyol

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Spanyol tak hanya dikenal dengan tradisi adu banteng, tetapi juga ritual unik yang bikin dahi berkerut. Namanya El Colacho, tradisi kuno di mana seorang pria dengan pakaian khusus melompati bayi yang dibaringkan di jalan. Meski terdengar ekstrem, ritual ini dianggap sakral dan membawa berkah.

Warisan turun-temurun selama berabad-abad ini jadi daya tarik wisatawan yang mencari pengalaman berbeda di Spanyol. Di balik aksi sang pelompat, tersimpan fakta unik dan sejarah panjang yang membuat El Colacho masuk jajaran ritual paling aneh di dunia. Penasaran? Berikut empat fakta menarik tentang El Colacho yang bisa memperkaya wawasan seputar tradisi ini.

1. Pelompatnya adalah "Iblis" yang bertugas mengusir roh jahat

Si pelompat atau Colacho berpakaian kuning dan merah (commons.wikimedia.org/Jtspotau)

Tradisi El Colacho dipimpin oleh seorang pria yang memerankan karakter sentral bernama Colacho, yang secara harfiah berarti "iblis" dalam bahasa setempat. Dilansir laman Eastern Eye, para pelompat biasanya mengenakan kostum merah dan kuning khas. Ada yang menutupi wajah dengan topeng, tetapi banyak juga yang tampil tanpa topeng saat melompati bayi-bayi yang dibaringkan di sepanjang jalan desa.

Tugas mereka bukan sekadar simbolis, melainkan diyakini dapat mengusir roh jahat dan menyucikan bayi dari dosa serta melindungi mereka dari penyakit selama hidupnya. Bagi para orang tua, tindakan ini adalah wujud iman dan harapan akan perlindungan spiritual.

Selama prosesi, Colacho juga melemparkan cambuk kecil dan memainkan kastanyet, menciptakan suasana teatrikal yang dramatis dan dipercaya efektif mengusir kejahatan. Aksi melompat ini dianggap sebagai bentuk keberanian sekaligus perlambang perlindungan spiritual yang dipenuhi semangat budaya dan kepercayaan lokal yang sudah berlangsung berabad-abad.

2. Tradisi ini telah bertahan sejak abad ke-17

Tradisi El Colacho, Spanyol (commons.wikimedia.org/Jtspotau)

Meskipun terlihat modern, tradisi ekstrem ini bukanlah hal baru. Dilansir laman National Geographic, El Colacho sudah ada sejak tahun 1620-an. Awalnya, ritual ini bermula dari keyakinan religius yang kuat. Penduduk setempat percaya bahwa lompatan di atas bayi dapat membersihkan mereka dari dosa asal, sebuah konsep yang mirip dengan pembaptisan dalam ajaran Katolik. Sejak saat itu, tradisi ini terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Selama hampir empat abad, tradisi El Colacho berhasil mempertahankan keasliannya dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya desa tersebut. Ritual ini kini dianggap sebagai simbol warisan budaya yang unik dan langka, tetap lestari meski bagi orang luar terlihat ekstrem.

3. Dirayakan setiap tahun di satu desa kecil di Spanyol

Tradisi El Colacho, Spanyol (commons.wikimedia.org/Jtspotau)

Keunikan El Colacho tidak hanya terletak pada ritualnya, tetapi juga pada lokasinya yang sangat spesifik. Dilansir laman Fiesta Popular, El Colacho dirayakan setiap tahun sekali di desa kecil Castrillo de Murcia yang terletak di provinsi Burgos, Spanyol utara.

Festival ini tepatnya diadakan pada hari Minggu setelah perayaan Corpus Christi, biasanya jatuh pada bulan Juni. Masyarakat desa akan menyiapkan berbagai rangkaian acara, termasuk prosesi keagamaan yang diiringi dengan ritual lompat bayi yang menjadi pusat perayaan.

Desa ini pada hari perayaan berubah menjadi pusat perhatian dengan dekorasi bunga, pengaturan alas untuk bayi, dan keramaian yang menyemarakkan suasana. Banyak pengunjung dari luar desa datang secara rutin untuk menyaksikan dan merasakan budaya unik tersebut secara langsung.

4. Sempat ditentang oleh Gereja Katolik namun tetap dipertahankan

Tradisi El Colacho, Spanyol (commons.wikimedia.org/Rmartinsanchez)

Meskipun El Colacho adalah tradisi yang terkait erat dengan perayaan Katolik, sempat ada penentangan dari pihak Gereja Katolik sendiri. Dilansir laman DunoPedia, pada masa pemerintahan Paus Benediktus XVI, para imam diminta untuk tidak mendukung tradisi ini karena ajaran gereja menegaskan bahwa penghapusan dosa asli hanya dapat dilakukan melalui baptisan, bukan lewat ritual ini.

Namun demikian, tradisi El Colacho tetap dipertahankan oleh masyarakat setempat sebagai warisan budaya yang kaya nilai simbolis. Proses tradisi ini dijalankan secara rapi dengan pengawasan agar keselamatan bayi tetap terjaga dan ritual tersebut tetap menjadi kegiatan yang diterima secara luas secara sosial dan budaya.

Jadi, El Colacho bukan hanya ritual melompati bayi yang tampak ekstrem, tapi juga warisan budaya Spanyol yang sudah bertahan berabad-abad. Tradisi ini menjadi cerminan keyakinan dan kebersamaan masyarakat setempat, sekaligus menambah wawasan tentang betapa beragamnya cara manusia melestarikan kepercayaan leluhur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team