Festival perang anggur di Haro, Spanyol (commons.wikimedia.org/BigSus)
Setiap tahun pada tanggal 29 juni di Haro, Rioja, Spanyol selalu diadakan tradisi cukup unik yaitu orang-orang saling melempar anggur setelah mereka melaksanakan misa di gereja. Para peserta biasanya mengenakan kemeja putih dan bandana merah.
Para peserta "dipersenjatai" dengan ember, botol, pistol air dan penyemprot berisi anggur. Perang anggur berlangsung suka cita dan diwarnai "kekacauan" dengan bukti tubuh para peserta menjadi ungu dalam keadaan basah kuyup.
Penyedia tangki anggur adalah pembuat anggur setempat. Bayangkan awalnya berpakaian rapi setelah beribadah diakhiri dengan compang-camping dalam vibe positif.
Ada 2 teori kuat mengenai asal usul alasan adanya perang anggur. Umat Katolik berjalan naik bukit yang tinggi untuk menuju gereja pada tanggal 29 Juni di hari Santo Petrus sehingga membawa anggur dalam jumlah banyak.
Setelah selesai misa, mereka merayakannya dengan minum anggur sebagai tanda rasa syukur. Tumpahnya anggur secara tak sengaja akhirnya jadi bagian dari ritual dan lambat laun tercetuslah perang anggur dengan canda tawa.
Dulu, warga kota Haro dan Miranda de Ebro sering berselisih tentang batas wilayah dan kebun anggur. Setiap tahun, warga Haro berkumpul di bukit Biliblio (lokasi perang anggur zaman modern) memasang bendera sebagai tanda wilayahnya.
Lantaran setiap tahun ke Biliblio, warga Haro selalu membawa anggur. Seiring waktu berjalan, mereka melempar anggur itu ke warga Miranda de Ebro sebagai simbol perebutan tanah tanpa kekerasan. Di sini lah awal mula dari perang anggur.