Ilustrasi melemparkan bubuk (pexels.com/Helena Jankovičová Kováčová)
Ulang tahun ke-25 bisa jadi momen spesial bagi para lajang di Denmark. Dilansir laman The Independent, belum menikah di usia ini membuat teman dan keluarga menaburkan bubuk kayu manis dari kepala hingga kaki sebagai bagian dari tradisi perayaan. Mereka bahkan kadang membasahi orang tersebut dengan air supaya bubuk kayu manis lebih melekat, lalu mengikatnya pada tiang lampu atau pohon sebagai bagian dari "serangan rempah".
Tradisi ini diyakini sudah berlangsung ratusan tahun, berawal dari profesi pedagang rempah yang sering bepergian dan jarang menikah sehingga disebut "Pebersvend" untuk pria dan “Pebermø” untuk wanita.
Menurut laman Atlas Obscura, ketika memasuki ulang tahun ke-30, level "serangan rempah" meningkat dengan menggunakan lada menggantikan kayu manis. Kadang-kadang teman-teman juga mencampurkan telur agar rempah lebih menempel.
Meski terlihat seperti hukuman, tradisi ini sebenarnya hanyalah bentuk candaan dan cara untuk mempererat ikatan persahabatan. Di Denmark, status lajang bukan dipandang sebagai sesuatu yang memalukan, melainkan fase hidup yang bisa dirayakan dengan penuh keceriaan dan kehangatan bersama orang-orang terdekat.
Merayakan status lajang dilakukan dengan cara berbeda di tiap negara. Jadi jomblo bukan lagi hal memalukan, tapi momen untuk menikmati kebebasan dan mencintai diri sendiri. Hari-hari khusus ini jadi pengingat bahwa sendiri bukan berarti kesepian, dan setiap orang tetap layak merayakan hidupnya, dengan atau tanpa pasangan.