ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Litter Robot)
Bicara soal toksoplasmosis, rasanya ada yang kurang bila belum melibatkan kucing sebagai “dalang” dari kejadian tersebut. Bagi orang awam, hewan berkaki empat yang lucu ini seolah menjadi sumber penularan parasit Toxoplasma gondii. Oleh karena itu, tidak heran apabila banyak ibu hamil yang mengeluarkan kucing peliharaannya dari rumah karena termakan informasi yang kurang lengkap perihal kasus ini.
Perlu diketahui, felidae atau keluarga kucing, termasuk kucing besar, memang menjadi inang definitif dari Toxoplasma gondii. Hanya di dalam tubuh mereka, parasit itu bisa melakukan daur hidupnya dengan sempurna, sehingga membuat kucing mampu mengeluarkan oosista atau telur di dalam fesesnya. Namun, hal ini hanya berlaku bagi kucing yang terinfeksi saja, tidak pada kucing yang sehat.
Cornell Feline Health Center melansir, oosista dari kucing yang terinfeksi membutuhkan waktu minimal 24 jam untuk bersporulasi atau berubah menjadi bentuk infektif. Oleh sebab itu, pencegahan penularan toksoplasmosis bisa dilakukan dengan cara membuang feses kucing sesering mungkin.
Jangan lupa, selalu gunakan sarung tangan dan rajin mencuci tangan setelah membersihkan litter box. Melalui tindakan ini, para cat owner, sekali pun yang sedang hamil, tidak perlu takut tertular Toxoplasma gondii dari kucing kesayangannya.
Setelah membaca artikel ini, kamu jadi tahu bahwa toksoplasmosis ternyata tidak hanya ditularkan oleh kucing saja, tetapi juga daging mentah atau kurang masak, buah dan sayur yang tidak dicuci bersih, serta air yang tercemar. Sebarkan informasi ini agar semakin banyak yang teredukasi dan tidak salah paham lagi. Semoga bermanfaat, ya!