Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mars adalah planet terdekat dengan Bumi, tapi kondisinya tidak memungkinkan untuk ditinggali. (needpix.com/Aynur_zakirov)
Mars adalah planet terdekat dengan Bumi, tapi kondisinya tidak memungkinkan untuk ditinggali. (needpix.com/Aynur_zakirov)

Fakta bahwa Bumi memiliki tetangga yang tampak cantik dan kemerahan tidak lantas membuat manusia bisa dengan bebas berkunjung ke sana. Ya, Mars merupakan planet yang berada di posisi keempat alias terdekat dengan Bumi. Menurut NASA, jarak antara planet kita dan Mars adalah 54,6 juta kilometer. Namun, jarak tersebut bisa menjadi lebih jauh tergantung dari pergerakan orbit kedua planet

Nah, dalam wacana sains, manusia akan mengirimkan astronaut ke Mars untuk waktu yang tak lama lagi. Jika sudah begitu, manusia bisa meneliti dan menilai secara langsung apakah Mars memang layak dijadikan planet baru bagi manusia. Well, sebaiknya kamu jangan senang dulu. Pasalnya, ada beberapa alasan sains yang justru tidak mengizinkan manusia untuk tinggal di sana.

Sebelum pindah ke Planet Merah tersebut, mungkin ada baiknya kamu simak ulasan sains di bawah ini. Simak dengan baik, ya.

1. Sulit berharap pada sebuah planet yang tidak memiliki medan magnet

model simulasi 3D Planet Mars yang dibuat oleh NASA (unsplash.com/NASA)

Seorang ahli astrofisika di Universitas Jenewa bernama Doctor Sylvia Ekström pernah berargumentasi bahwa fisik manusia tidak akan mampu hidup secara alami di Mars. Hal ini berkaitan langsung dengan evolusi manusia yang sudah terjadi di Bumi selama jutaan tahun, seperti dicatat dalam laman Swiss Info.

Nah, salah satu elemen penting yang bakal membuat tubuh manusia begitu tersiksa di sana adalah ketiadaan medan magnet. Tak bisa dibayangkan betapa masif dan berbahayanya pancaran radiasi di Mars. Pasalnya, medan magnet sebuah planet berfungsi untuk menjadi tameng atau pelindung dari serangan radiasi kosmis luar angkasa.

2. Tak ada lahan untuk bercocok tanam dan beternak

ilustrasi lingkungan gersang di Mars (unsplash.com/Daniele Colucci)

Lupakan tentang lautan biru yang bisa menghasilkan sumber makanan berlimpah bagi manusia. Lupakan pula sungai dan danau indah yang mampu memberikan berbagai jenis ikan air tawar untuk diolah menjadi makanan. Bahkan, untuk menanam tanaman saja, tidak akan bisa dilakukan ketika kita berada di Mars.

Mars memang memberikan lahan baru yang cukup luas. Namun, semuanya mati dan tak dapat diolah. Ilmuwan dari berbagai negara di dunia telah melihat dan menyimpulkan data yang diberikan oleh wahana robotik yang dikirimkan ke Mars. Dari data tersebut, didapatkan fakta bahwa Mars sudah gersang dan kering sejak 600 juta tahun lalu.

3. Gangguan fisik dan mental akibat gravitasi

ilustrasi manusia berada di planet gersang (unsplash.com/Nicolas Lobos)

Kekuatan gravitasi Bumi dan Mars tentu sangat berbeda. Bumi memiliki gravitasi sebesar 9,8 m/s2. Sementara, kekuatan gravitasi di Mars jauh lebih kecil, yakni 3,7 m/s2. Berdasarkan laporan dari laman Nature, didapatkan fakta bahwa kurangnya kekuatan gravitasi akan berdampak pada minimnya ketegangan mekanis pada kerangka tubuh kita.

Hidup di Mars, misalnya, mungkin akan membuat tulang kita lebih mudah keropos. Pasalnya, minimnya kekuatan gravitasi juga akan berdampak pada berkurangnya pembentukan sel pembangun tulang. Tentu teori ini masih harus diteliti lebih lanjut. Namun, jika memang hal ini menjadi konsekuensi ketika kita tinggal di Mars, apa fisik dan mentalmu betul-betul kuat untuk menjalani hidup sehari-hari?

4. Perjalanan pindah ke Mars bakal ribet dan merusak tubuh

ilustrasi roket kecil di Mars (unsplash.com/Mike Kiev)

Perjalanan jauh ke Mars itu bisa dikatakan sangat ribet dan menghabiskan banyak biaya. Bahkan, proses perjalanan ke Mars bisa saja merusak tubuh kita, seperti dijelaskan dalam laman University of California San Francisco. Ahli biomedis dan radiologi, Profesor Thomas Lang, pernah menyatakan bahwa fisik atau tubuh manusia telah menjadi penghalang bagi rencana perjalanan ke Mars.

Manusia di Bumi terbiasa hidup dengan gravitasi dan tidak pernah pergi jauh ke planet lain menggunakan wahana luar angkasa. Tentu saja kita berbicara soal manusia biasa yang tak pernah menjadi astronaut seumur hidupnya. Perjalanan jauh luar angkasa menggunakan wahana bisa menyebabkan masalah pada kardiovaskular, antibodi, tulang, dan mental. Jadi, selama belum ditemukan solusinya, perjalanan umum ke Mars masih imajinatif.

5. Kondisi di Mars bisa bertambah buruk

foto milik NASA yang menggambarkan kondisi asli di Planet Mars (dok. NASA)

Kondisi Mars bisa saja bertambah buruk pada masa mendatang, mulai dari suhu yang makin ekstrem hingga tekanan atmosfer yang sangat rendah. Oh, ya, tekanan atmosfer di Mars sendiri memang 100 kali lebih tipis ketimbang Bumi. Hal ini berdampak pada minimnya kadar oksigen di Planet Merah tersebut. Sekadar informasi, atmosfer Mars terdiri dari 95 persen karbon dioksida.

Selain kadar atmosfer yang buruk, Mars juga bakal menjadi planet yang makin mematikan akibat paparan radiasi dari waktu ke waktu. Jadi, ada banyak PR bagi manusia untuk memastikan keamanan dan kenyamanan di planet asing itu. Lebih-lebih, kita gak akan mengorbankan anak cucu kita untuk punah begitu saja di Mars, bukan? So, bagaimanapun, Bumi masih menjadi planet terbaik untuk hidup manusia.

Dengan beberapa ulasan sains ini, apa kamu masih bersemangat untuk pindah ke Mars? Kalau sekarang, sih, memang hal ini tampak sebagai wacana saja. Namun, kita tak pernah tahu apa yang bakal terjadi dengan umat manusia pada ratusan tahun yang akan datang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team