Ilustrasi depresi dan kecemasan (Pexels.com/Nothing Ahead)
Siapa yang tak pernah merasa cemburu melihat pencapaian gemilang orang lain di media sosial? Seolah-olah semua orang selalu berada dalam perjalanan yang sukses dan bahagia. Namun, tahukah kita bahwa terlalu sering terpapar informasi yang tidak seharusnya dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan mental kita?
Riset oleh International Journal of Adolescence and Youth telah menunjukkan bahwa terlalu banyak terpapar informasi yang tidak perlu, seperti pencapaian orang lain, gaya hidup glamor, atau bahkan tindak kriminal yang mungkin memicu perasaan cemburu hingga ketakutan. Ini adalah salah satu alasan mengapa terlalu banyak menggunakan media sosial dapat menjadi pemicu depresi. Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa remaja yang terlalu sering terpapar informasi yang tidak perlu melalui media sosial cenderung mengalami peningkatan gejala depresi. Tidak disangka bukan, sosial media justru membuat kita merasakan depresi.
Untuk itu, penting bagi kita semua untuk membatasi waktu yang kita habiskan di media sosial. Alihkan perhatian dari perbandingan yang tidak perlu dan fokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup kita.
Ingatlah bahwa apa yang kita lihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan sebenarnya, dan banyak yang hanya menampilkan sisi terbaik dari hidup mereka. Dengan lebih bijak menggunakan media sosial, kita dapat menjaga kesejahteraan mental kita dan meraih kebahagiaan yang sejati.