5 Ancaman Terbesar bagi Paus, Bikin Populasi Mereka Menurun secara Drastis

Intinya sih...
Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi paus, mengubah habitat dan mereduksi sumber makanan.
Kerusakan habitat akibat aktivitas manusia, seperti pencemaran dan tumpahan minyak, juga mengancam eksistensi paus.
Aktivitas manusia seperti penambangan, kegiatan nelayan, dan polusi suara juga membuat populasi paus menurun secara drastis.
Paus merupakan mamalia laut berukuran besar dan memiliki penyebaran yang luas. Di laut, ia sangat disegani dan menjadi salah satu hewan yang paling mudah dikenali, entah oleh manusia atau hewan lain. Sayangnya, sama seperti hewan lain populasi paus juga terus terancam. Oleh sebab itu, tak sedikit spesies paus yang menyandang gelar sebagai satwa dilindungi.
Ancaman yang dihadapi paus juga beragam, mulai dari ancaman dari alam hingga ancaman dari manusia itu sendiri. Saat ini paus memang masih berenang bebas, namun jika ancaman-ancaman tersebut tidak diatasi maka paus bisa saja punah dalam waktu dekat. Jadi, mari kita bahas beberapa ancaman terbesar bagi paus agar kamu bisa ikut melindungi mereka.
1. Perubahan iklim
Dilansir IFAW, perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang mengancam eksistensi paus. Pasalnya, perubahan iklim secara masif dan cepat membuat habitat dan lingkungan hidup paus berubah secara drastis. Contohnya, lautan yang dulunya dingin tiba-tiba berubah menjadi hangat. Kemudian, mangsa yang tadinya berlimpah perlahan mulai hilang dan akhirnya paus kehilangan sumber makanan. Jika paus tidak bisa beradaptasi dengan perubahan iklim, maka mereka akan punah. Gak cuma paus, para ahli juga memprediksi kalau perubahan iklim akan menjadi penyebab kepunahan masal di adab ke-21 ini.
2. Kerusakan habitat
Laman WWF menjelaskan kalau kerusakan dan degradasi habitat sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan eksistensi paus. Parahnya, kerusakan habitat yang mengancam paus diakibatkan oleh manusia itu sendiri. Dalam hal ini, manusia merusak laut yang menjadi habitat utama paus dengan berbagai cara, entah secara sengaja atau tidak sengaja.
Contohnya, manusia membuang limbah pabrik yang beracun ke laut dan akhirnya meracuni laut. Kemudian, tumpahan minyak dari kapal juga bisa mengotori laut dan membunuh paus. Selain itu, sampah plastik, kertas, metal, kayu, dan sebagainya juga turut andil dalam merusak ekosistem dan habitat di laut. Tak cuma berpengaruh ke paus, kerusakan habitat juga bisa merusak karang dan membunuh hewan lain.
3. Aktivitas manusia
Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau aktivitas manusia sanggup membuat populasi paus menurun secara drastis. Terkadang, manusia akan memburu paus secara membabi buta yang mana sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup paus. Selain itu, kegiatan nelayan juga cukup berbahaya karena paus bisa terjerat di jaring atau tak sengaja tertusuk oleh tombak nelayan.
Di beberapa kesempatan, kegiatan militer seperti pengujian senjata nuklir juga mengancam paus. Pasalnya, laut akan terkontaminasi nuklir, paus akan kaget dengan ledakan yang besar, bahkan senjata militer bisa mengenai dan membunuh paus. Tak jarang, paus juga berpapasan dengan kapal dan terluka akibat terkena baling-baling kapal.
4. Kegiatan penambangan
Selain di daratan, kegiatan penambangan juga dilakukan di laut, tepatnya di laut lepas. Spesifiknya, penambangan di laut dilakukan untuk menambang minyak bumi. Nah, berbagai sumber menerangkan kalau penambangan minyak tersebut sangat mengancam paus dan kehidupan laut secara umum.
Bayangkan saja, jika minyak tumpah ke laut maka minyak tersebut akan mengotori laut. Gak lupa, bangunan tambang minyak yang mengapung di laut juga merupakan benda asing yang seharusnya tidak ada di laut dan mengganggu kehidupan hewan. Belum lagi, sampah tambang bisa tak sengaja tercebur ke laut. Jadi, harus ada regulasi ketat mengenai tambang di laut agar populasi paus dan hewan laut lain tetap terjaga.
5. Polusi suara
Secara umum, mamalia laut seperti paus memiliki pendengaran yang sangat baik dan sensitif. Pasalnya, pendengaran merupakan indra yang penting bagi mereka. Gak cuma itu, beberapa spesies paus juga memiliki kemampuan ekolokasi yang membantu mereka untuk berenang dan mengenali sesamanya. Nah, polusi suara dalam bentuk suara yang keras bisa mengganggu, membuat paus takut, bahkan merusak pendengaran paus.
Dilansir CNN, polusi suara bisa memicu trauma pendengaran pada paus. Nantinya, bagian dalam telinga paus bisa mengalami kerusakan yang parah. Alhasil, kehidupan paus bisa terganggu, paus menjadi stres, dan akhirnya mati. Polusi suara bisa terjadi karena banyak hal, seperti suara kapal, suara di tambang, hingga suara bom dan misil militer.
Hanya karena berukuran besar, bukan berarti paus aman dari segala ancaman. Sebaliknya, paus sangat terancam oleh perubahan iklim, kerusakan habitat, aktivitas manusia, penambangan, dan polusi suara. Oleh sebab itu, harus dilakukan upaya konservasi dan harus ada regulasi ketat terhadap berbagai kegiatan di laut. Tentunya, kita tak ingin kehilangan mamalia laut yang eksotis tersebut.