Argumen dari derajat, juga dikenal sebagai argumen henologis, adalah salah satu dari "Lima Bukti Tuhan" (Quinque Viae) Thomas Aquinas.
Lima bukti tersebut termasuk argumen dari sebab-pertama (yang sudah dijelaskan di poin pertama), argumen dari sebab-akibat, argumen dari kontingensi, argumen dari derajat (degree), dan argumen dari sebab-terakhir atau argumen teleologis.
Sampai hari ini, argumen dari derajat masih menimbulkan perdebatan di antara kedua belah pihak (teis dan ateis). Secara singkat, berikut pernyataan Aquinas tentang argumen tersebut:
"Bukti keempat berasal dari derajat (atau tingkatan) yang dapat ditemukan dalam berbagai hal. Misalnya tingkat kebaikan, kebenaran, kemuliaan, dan hal lain yang bisa dianggap lebih besar atau lebih rendah. Seperti yang dinyatakan Aristoteles dalam Metaphysics, kebenaran terbesar hanya dimiliki oleh sosok tertinggi. Oleh karena itu, ada sosok sempurna yang telah menciptakan segala tingkatan tersebut. Kami menyebutnya 'Tuhan'".
Kritik paling umum untuk argumen ini menganggap bahwa kita tidak harus percaya pada objek dengan derajat yang lebih tinggi untuk percaya pada objek dengan derajat yang lebih rendah.
Richard Dawkins, salah satu kritikus kreasionisme yang paling terkenal saat ini, berpendapat bahwa hanya karena kita menemukan sebuah objek yang memiliki "bau," kita tidak harus percaya kalau ada "bau tak tertandingi" di luar sana.
Itu tadi lima argumen yang mendukung dan lima argumen tandingan yang membantah eksistensi Tuhan. Sekali lagi, perlu diingatkan kalau kelima argumen di atas berhubungan erat dengan agama Abrahamik. Jangan ragu untuk mengomentari artikel ini, dengan syarat masih menjaga rasionalitas dan tidak menyerang dengan sesat pikir (logical fallacy).