5 Fakta Apostrof, Tanda Baca yang Hanya Memiliki Satu Fungsi

Apakah kamu pernah mendengar istilah apostrof? Jika belum, apakah pernah melihat simbol seperti ini (')? Simbol (') yang barangkali sering kita lihat ternyata memiliki sebutan apostrof. Apostrof merupakan tanda baca yang digunakan dalam bahasa tulis.
Menariknya, apostrof memiliki fungsi yang berbeda dalam bahasa tertentu. Misalnya saja dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Lantas apa fungsi apostrof, terlebih dalam bahasa Indonesia? Bagaimana asal usulnya? Biar gak semakin penasaran, yuk, cek fakta mengenai apostrof berikut!
1. Apostrof pertama kali digunakan oleh seorang penyair dari Italia
Dikatakan bahwa Pietro Bembo, seorang penyair sekaligus teoretikus sastra dari Italia, pertama kali menggunakan apostrof dalam bukunya yang berjudul De Aetna yang terbit pada tahun 1496. Pernyataan itu merupakan pendapat yang menjelaskan terkait kemunculan apostrof untuk pertama kali. Dilansir narabahasa.id, di tahun 1529 apostrof juga dipopulerkan oleh Geoffroy Tory dalam praktik bahasa Prancis.
Penggunaan apostrof mulai meluas di Britania Raya melalui buku The Cosmographical Glasse karya William Cunningham yang terbit pada tahun 1559. Dalam buku tersebut, apostrof digunakan untuk menandai huruf e yang dilesapkan pada kata the. Seperti pada kalimat, we see the partes of th' earth but moones age.